The Spirit

The spirit will comes after your will. I see, I hear, I write, I celebrate all moment with words...

waiting is inspiring

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

I love sharing positive mind and feeling

my life teach me to believe my inner strength

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, September 28, 2016

Perjalanan Saya sebagai Mahasiswa Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi USU



Perjalanan Saya sebagai Mahasiswa Diploma III  Kesekretariatan
Fakultas Ekonomi USU

Saya masih ingat selulus SMU Negeri 2 Padang Sidimpuan, saya kemudian berangkat menuju Medan untuk mengikuti SMPTN. Sebagai puteri daerah dari kota kecil rasanya saya tak percaya diri bersaing dengan beribu-ribu calon mahasiswa se Indonesia, namun demi cita-cita dan ingin jadi contoh untuk keluarga sebagai anak pertama. Saya berangkat dan sempat ikut bimbingan belajar.  Saya sempat mencoba program IPC karena pada dasarnya saya anak IPA dan saat itu mencoba FK walaupun sebenarnya saya lebih nyaman mengambil jurusan IPS karena senang hal yang berbau humaniora, kreatifitas dan seni

Akhirnya nama saya tidak terdaftar dalam kelulusan S1 dan akhirnya mencoba program D3 USU, rasanya agak kecewa waktu itu. Namun Bapak saya bilang, ambil saja D3 bisa jadi itu awal yang baik untuk kuliah S1 Fakultas Ekonomi. Dan akhirnya saya coba, dan benar saya  dinyatakan lulus dengan sekitar 30 mahasiswa lainnya. Alhamdulillah saya bersyukur, bisa menikmati bangku kuliah meski D3, karena banyak juga teman yang tidak lulus seleksi mahasiswa baru, dan tentu banyak juga yang tidak bosa mngecap kuliah dengan alasan biaya. Saya ingat SPP saya saat tahun 2000 adalah Rp 1.200.000. rasanya cukup mahal dibanding S1 Fakultas Ekonomi USU yang hanya 375,000 saat itu, hingga akhirnya saya mencoba belajar dengan rajin dan tekun dan sempat mendapat beasiswa dari kampus namanya beasiswa BBM untuk D3 dan beasiswa PPA untuk S1. Kadang minder juga sebagai anak D3,  karena merasa seperti anak swasrta,tapi justru disitu hikmahnya belajar lebih giat biar bisa nyambung S1 segera. 

Saya masih ingat saat itu mata kuliah yang menarik adalah pengantar bisnis, humas, perdagangan internasional hingga  teknis menulis cepat ala sekretaris yakni stenografi yang kebanyakan 3 SKS. Nmaun inilah mata kuliah yang harus diselesaikan dalm 3 tahun, yuhuu. Hehhe< pasti kalau anak sekretaris ingat kan

Semester I
Manajemen Pemasaran (3)
Mengetik Manual (2)
Bahasa Inggris I (3)
Matematika Ekonomi I (3)
Pengantar Akuntansi I (3)
Pengantar Bisnis (3)
Pengantar Ekonomi Mikro (3)
Pendidikan Pancasila (2)
Agama Budha (2)
Agama Islam (2)
Agama Kristen Protestan (2)
Agama Kristen Katolik (2)
Peng Akuntansi (2)

Semester II
Pengantar Aplikasi Komputer (3)
Manajemen (3)
Bahasa Inggris II (3)
Statistik Perusahaan (3)
Pengantar Akuntansi II (3)
Pengantar Ekonomi Makro (3)
Bahasa Indonesia (2)

Semester III
Aspek Hukum Dalam Ekonomi (2)
Aplikasi Komputer Bisnis I (2)
Moneter Dan Bank (3)
Kewiraan (2)
Bahasa Inggris Conversation (3)
Komunikasi Bisnis (3)
Manajemen Keuangan (3)
Pengantar Administrasi (2)
Etika Profesi (3)



Di kelas yang paling banyak adalah mahasiswi dan cuma dua mahasiswa. Namun senang sekali bisa kuliah dengan metode teori dan praktek. Saya ingat saat kuliah saya selalu duduk paling depan. Kuliah lebih banyak di lantai 3 dan biasanya ada juga mahasiswa anak diploma yang rebutan bangku kalau kuliah. Namun saat ujian tiba lebih semangat lagi karena posisi menentukan prestasi. Hehe, tau sendiri mahasiswa lebih aktif diskusi tersembunyi kalau ujian bukan?

Namun saat kuliah memang saya mencoba masuk Himpunan Mahasiswa Jurusan Dekretaris yang saat itu namanya disingkat KULDESAK ( Kumpula D3 Sekretaris) di tahun 2000, kalau tak salah saya adalah anak mahasiswa ganjil. Perkuliahan dimulai di pagi hari  hingga jam 15.00 wib. Kemudian sebelum kuliah tiba saya biasanya ikut pengajian musholla dan ke perpustakaan. Karena perpustakaan USU sangatlah nyaman saat itu. Ada juga TV dan American Corner. Saya juga mulai ikut organisasi ektrakurikuler seperti HMI dan ikut USD ( Usu Society For Debate).  Saya sempat ikut lomba debat ke UII di Yogyakarta, saat itu juga saya mulai mengembangkan skill.  Hingga saya sempat jadi Head of Education LP3I dan tahun 2011 S2 di Universitas Paramadina dengan beasiswa Fellowship, dan juga sekarang mengambil S2 yang kedua di Universitas Indonesia jurusan Sosiologi (FISIP) dan bekerja sebagai Staf Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dengan perjalanan sebagai penulis naskah pidato Ketua Dwan Perwakilan Daerah, Humas hingga calon peneliti fungsional dewan. Semua tidak akan terwujud jika tidak dimulai dari D3 Sekretaris USU, maka tulisan ini adalah refleksi kesykuran saya disela-sela peluncuran buku saya yang ke 23, maka teruslah mencintai apapun yang kita dapatkan dan Biarlah Tuhan yang menentukan perjalanan langkah kita kemana,salam inspirasi


Semester IV
Korespondensi Bisnis Indonesia (2)
Stenografika Indonesia (2)
Hukum Pajak (3)

Semester V
Perdagangan Internasional (3)
Manajemen Kearsipan (2)
Kesekretariatan (3)
Manajemen Sumber Daya Manusia (3)
Manajemen Perkantoran (3)
Korespondensi Bisnis Inggris (2)
Metode Penelitian (3)
Stenografika Inggris (2)
Kewirausahaan (2)
Humas (3)



Saya ingat saya wisuda saat itu dan kebahagiaan terindah saya adalah, saya didampingi oleh Ayah saya, Alm, H. Drs Azahari Pulungam. Mungkin itulah hikmahnya saya kuliah D3, jika seandainya saya S1 mungkin Bapak tak menyaksikan wisuda saya


Thursday, September 22, 2016

Keliling Eropa di Mulai dari Inggris, Negeri Sang Ratu



Teringat dalam ayat al qur'an, bahwa insan adalah khalifah di muka  bumi. Membuat saya terinspirasi mewujudkan cita-cita saya yang tertunda, yakni keliling dunia.  Saya ingin menceklis  beberapa negara yang ingin saya kunjungi tahun ini. Hehe. Mumpung paspor masih baru dan halamannya masih polos, hehehe. Jika bekerja tiada habisnya, maka saatnya mengambil jeda. Berjalan di bumi Allah yang maha luas, menikmati dan mensyukurinya.

Saya cukup sibuk dan fokus kuliah



Wednesday, September 21, 2016

Puisi Haruskah kutuliskan



Haruskah kutuliskan



Haruskah kutuliskan nama-nama mereka
Haruskah kutuliskan
Nama setiap orang yang memperkenalkanku pada syurga
Nama setiap orang yang memperkenalkanku pada neraka
Nama setiap orang yang mencintai mimpi-mimpiku
Nama setiap orang yang membenci mimpi-mimpiku
Haruskah kutuliskan nama mereka
Dan mengingat wajah mereka satu persatu
Aku lupa
Aku lupa
Tolong ingatkan aku

Aku adalah perempuan yang kehilangan sejarahnya semalam
Aku akan kembali menghapus kenangan usang
Aku akan membuka lagi sejarah baruku
Siapakah ibu dan bapakku
Siapakah namaku
Siapakah aku
Siapakah mereka

Aku membaca diriku yang hiruk pikuk
Di setiap lorong kutemukan cahaya
Namun tiada menerangiku

Di setiap ruang kutemukan aksara
Namun tiada mampu kubaca

Di setiap rumah kutemukan kamar
Namun tiada bilik untukku rebah

Disetiap jalan kutemukan wajah
Namun tiada senyuman untukku

Disetiap mata kutemukan gelora
Namun tiada hasrat untukku

Haruskah kutuliskan nama mereka
Haruskah kutuliskan namamu
Haruskah kutuliskan namaku sendiri
Atau nama yang baru yang kau berikan untukku
Karena aku sudah lupa sejarahku
Bantu aku menemukan diriku

Dan haruskah kutuliskan namamu
Siapakah namamu
Bolehkah kenalan
” Siapa namamu?” katamu
”Aku lupa ” Kataku
”Bolehkah ku berikan nama untukmu?”
”Silahkan” kataku

Kunamakan engkau Cinta” katamu
Ingat namamu Cinta sekarang hingga esok hari
Cinta, kataku mengeja namaku yang baru

Haruskah kutuliskan namamu yang memberi nama pada namaku?
”Silahkan, menurutmu siapakah namaku”
Kunamakan engkau Gila
Ingatlah itu namamu hingga esok hari” kataku
Keningmu berkerut, namun kau tersenyum
Mungkin engkau bahagia dengan namamu yang baru

Akulah cinta manusia yang baru
dan engkaulah gila manusia masa lalu
Kita akan menulis syurga dan neraka bersama
Ya
Tuliskan namaku yang baru
Dan aku ingin menuliskan namamu di hatiku

Senayan, 21 September 2016




Tuesday, September 20, 2016

Pesan Terakhir Novel Inspiratif tentang Persahatan dan Perjuangan Hidup



Sebuah Novel  Inspiratif tentang Persahabatan, Perjuangan dan Nilai Hidup





Judul buku       : Pesan Terakhir
Pengarang       : Wenny Smart
ISBN13 : 9786020333816
Tanggal Terbit : 5 September 2016
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 196
Dimensi : 135 mm x 200 mm
          Novel ini bermula tentang surat kaleng yang tiba-tiba muncul ditengah-tengah enam sahabat. Mereka adalah Raja, Taufan, Farhad, Reino, Amril dan Mustofa. Mereka dipertemukan karena kegiatan kepramukaan.Mereka sudah mendapatkan pekerjaan yang berbeda-beda. Hanya Jiwo yang tak ada khabarnya, hingga akhirnya ada surat kaleng yang beredar di antara mereka dan surat kaleng tersebut telah memberikan kebingungan diantara enam sahabat hingga mereka tersadar bahwa mereka akan masuk ke dalam satu perjalanan yang akan diulangi kembali setelah kepergian Jiwo, seorang sahabat yang akhirnya mempertemukan mereka kembali dalam rencana yang tertunda selama dua puluh tahun lamanya.  Hingga akhirnya mereka berencana untuk melakukan perjalanan camping dan memecahkan sandi yang mereka terima.


Bahkan diantara banyak kisah tersebut adalah perjalanan saat mereka pernah di Norwegia. Mereka merasakan bagaimana Pramuka sudah membuka banyak peluang dan cakrawala baru dalam kehidupan mereka. Namun bagaimanakah alumni Pramuka tersebut di masa depan?


Raja, Taufan, Farhad, Reino, Amril dan Mustafa yang sudah lama tak bertemu Jiwo. Namun dalam amplop tersebut ada pesan agar mereka bisa datang kesatu tempat yang dirahasiakan . Petualangan pun dimulai. Mereka saling kompak dan saling bahu membahu agar samapi ke tempat yang di tuju dalam sandi yang ternyata penyambung dari kebingungan mereka adalah anak jiwo sendiri. Lalu bagaiamnakah petualangan mereka dimulai. Begitu banyak hikmah yang di dapat dalam buku ini. Seperti nilai dasa dharma yang terkandung di dalammnya. Nilai-nilai yang harus dipegang teguh oleh seorang Pramuka sejati. Seperti bagaimana menjaga perkataan dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Apakah enam sekawan ini bisa bertemu. Apakah Jiwo yang mengirimkan surat kaleng tersebut. Wenny dengan ciamik menggambarkan makna pertemuan dan perpisahan dalam buku ini. Bagi yang pernah ikut kegiatan Pramuka akan merasakan  teka teki pemecahan sandi, dan bagi yang belum siap-siaplah berpetualang ala detektif. Selamat membaca dan menikmati

Monday, September 12, 2016

Lebaran Idul Adha yang Damai dan Membahagiakan

Jum'at 9 September 2016.

Rasanya ingin cepat-cepat pulang dari kantor. Tepat jam 17.30 akhirnya saya berlari kecil mengejar kereta menuju stasiun Palmerah. Libur yang agak panjang yakni selama empat hari  hingga tanggal 12 September sebagai hari idul adha yang bertepatan hari Senin, yang juga hari kelahiran Rasululloh. Alhamdulillah

Depok terus diguyur hujan. Rasanya begitu teduh dan damai. Bulan Agustus saya memang batal wisuda S2 di FISIP Universitas Indonesia karena jadwal sidang belum juga saya terima. Berarti Ibu di Medan juga kemungkinan tak datang ke Jakarta, karena tak ada hari istimewa. Namun menurut saya, bahagia itu kita yang ciptakan sendiri. rasanya memang sedih, namun untuk apa di rundung malang.  Hingga Agustuspun berlalu. Saya memang tidak bisa wujudkan pristiwa bersejarah dan haru biru di Balairung UI, namun saya nikmati dengan pertemuan penyair di Meulaboh, Banda Aceh dan bertemu dengan teman teman baru disana. Karena puisi saya juga masuk dalam antologi "pasie karam" bersama seratus lebih penyair lainnya. Alhamdulillah. Agustus tetap memberikan kebahagiaan pada saya.

Tak terasa, selamat datang September. Bulan September, saya menelpon ibu dan berharap Ibu bisa berkunjung ke Jakarta dan ditemani adik yang bungsu , karena perjalanan jauh. Meski penuh dengan lika-liku, akhirnya Ibu berangkat ke Jkarta


Setelah sholat shubuh. Kami berangkat menuju Masjid Dian Al Mahri, yang sering disebut dengan masjid kubah emas. Supir sudah siap dan menerobos jalan yang sudah mulai ramai. Banyak sekali yang ingin shokat disana. Alhamdulillah terwujud cita-cita mengumpulkan keluarga besar saya terwujud meskipun minus pebri, adik saya yang sedang ambil spesialis kedokteran di Universitas Brawijaya. Saat kutbah terasa sekali banyak hikmah tentang pengorbanan dan lain sebagainya.Ada Ibu, Mella, Dedes, Ramon, adik ipar dan ponakanku yang cerdas dan sedamg lucu-lucunya, Farrel. 

Selepas sholat idul adha, kami belum juga beranjak dari tempat duduk, saya siap jadi photografer adik saya yang memang senang di photo. Alahamdulillah, indah sekali Idul adha kali ini. beberapa ornamen di masjid kubah emas mirip dengan masjidil haram, dan tentu rasanya senang sekali, dia terpanjatkan, semoga kelak saya bisa menunaikan ibadah haji di Makkah al Mukarromah.  Setelah perjalanan umroh pertama saya dengan ibu di bulan  April tepat hari lahir saya, tanggal 25 April 2011. Semoga terwujud, amin

Sekitar jam 11.00 Wib, kami makan siang disekitar masjid, dan mampir di warung makan Padang bernama " Sakato Juo". Saya memilih menu ikan bakar dengan cabai hijau dan ibu jugam sementara adik saya makan rendang. Wah enak banget rasanya makan setelah menunaikan sholat Idul adha. Saya  juga syukur sekali saya juga sempat puasa dua hari bersama Ibu, dan kami berbuka bersama.Indah sekali, sungguh rasanya semakin semangat menjalani hari-hari bersama Ibu. Ibu juga sudah menjalani masa pensiunnya, sehingga bisa menikmati waktu. Menjadi seorang perantau di ibukota, merasakan roller coaster dengan menyelesaikan kuliah doble master S2 di kampus swasta dan negeri terkenal di ibukota dengan biaya sendiri, serta menikmati membeli rumah pertama yang sederhana dengan keringat sendiri, adalah sesuatu yang kusyukuri.waktu begitu bermakna. Alhamdulillah 


Idul adha kali ini ada perasaan sedih juga karena paman satu-satunya dari pihak ayah berpulang, namun itulah makna kehidupan, yang kita lakukan hanyalah memaknai kehidupan dengan  ilmu dan amalan yang bermanfaat, serta kelak menjadi insan yang beruntung di dunia. Amin.

Thursday, September 8, 2016

Hari Literasi Internasional dari semangat RA Kartini dan Margaret Fuller



Hari Literasi Internasional dari semangat RA Kartini dan Margaret Fuller

Tanggal 8 September diperingati sebagai hari literasi Internasional. Sejenak saya terpikir untuk menuliskan dua sosok perempuan yakni RA Kartini dari Indonesia dan Margarret Fuller dari Amerika. Dua sosok perempuan yang menjadi inspirasi bagi negaranya dalam bola dunia yang sama.
Namun sebelumnya, mari membuka mata berdasarkan data World's Most Literate Nations, peringkat minat baca Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara. Peringkat tersebut merupakan hasil penelitian dari Central Connecticut State University tahun 2016. Saya juga akan menampilkan tablel buta aksara beberapa daerah di Indonesia pada tahun 2010 dari Data BPS diakhir tulisan.          
Hanya untuk membagi semangat bahwa disekitar kita banyak keluarga dan saudara kita sebangsa dan setanah air yang masih buta aksara. Sebelum bercerita tentang dua sosok yang saya dapat dari sumber biografi mereka, saya akan tampilkan kondisi literasi kita dalam rekapitulasi BPS tahun 2016 dalam Angka Buta Aksara


Rekapitulasi Angka Buta Aksara Data Badan Pusat Statistik (BPS)

No
Propinsi
Jumlah (Orang)
15-24 Tahun
25-44 Tahun
45-59 Tahun
Jenis Kelamin
L
P
L
P
L
P
L
P
1
44.586
2.052
1.963
4.647
9.973
6.184
19.767
12.883
31.703
2
718.107
21.293
16.656
65.697
144.196
144.994
325.271
231.984
486.123
3
977.961
21.084
14.574
76.781
144.401
223.748
497.373
321.613
656.348
4
82.076
1.612
1.053
6.650
10.287
18.298
44.176
26.560
55.516
5
1.900.403
28.484
29.247
195.346
365.209
458.954
823.163
682.784
1.217.619
6
101.686
4.563
3.793
13.763
25.396
16.457
37.714
34.783
66.903
7
197.314
15.260
20.103
29.388
54.738
24.408
53.417
69.056
128.258
8
161.934
15.774
31.374
17.606
50.032
15.774
31.374
49.154
112.780
9
70.553
4.727
4.524
9.635
17.479
9.992
24.196
24.354
46.199
10
80.641
3.267
3.268
9.014
20.778
12.018
32.296
24.299
56.342
11
117.554
8.962
6.328
17.576
25.984
18.243
40.461
44.781
72.773
12
128.006
5.548
3.922
15.144
23.176
24.709
55.507
45.401
82.605
13
215.094
9.372
9.827
27.098
54.818
35.083
78.896
71.553
143.541
14
35.526
2.219
1.894
4.963
8.813
5.448
12.189
12.630
22.896
15
86.656
3.531
3.035
11.527
22.015
13.613
32.935
28.671
57.985
16
41.627
2.072
1.647
5.824
9.224
7.541
15.319
15.437
26.190
17
17.338
1.755
946
3.874
2.958
3.827
3.978
9.456
7.882
18
72.542
6.306
5.040
14.926
17.076
11.579
17.615
32.811
39.731
19
466.252
26.330
17.266
82.986
95.698
95.377
148.595
204.693
261.559
20
88.947
5.427
4.046
13.262
20.432
14.621
31.159
33.310
55.637
21
21.860
1.814
1.868
3.964
5.744
3.012
5.458
8.790
13.070
22
153.093
3.847
4.593
15.336
34.710
26.854
67.753
46.037
107.056
23
455.821
11.562
14.267
60.159
132.230
84.883
152.720
156.604
299.217
24
402.030
46.788
75.154
59.815
98.331
46.788
75.154
153.391
248.639
25
633.080
65.566
77.096
169.252
212.242
62.427
46.497
297.245
335.835
26
37.755
2.017
1.517
4.658
9.072
5.938
14.553
12.613
25.142
27
19.226
1.506
1.459
3.036
4.769
2.710
5.746
7.252
11.974
28
218.750
7.604
6.804
21.593
50.804
39.879
92.066
69.076
149.674
29
29.323
2.087
1.677
4.759
7.131
4.560
9.109
11.406
17.917
30
32.572
3.809
1.824
9.285
6.006
6.206
5.442
19.300
13.272
31
34.716
2.668
3.935
6.611
10.982
4.191
6.329
13.470
21.246
32
25.134
1.420
1.210
4.275
6.300
4.069
7.860
9.764
15.370
33
68.825
4.971
3.944
12.484
17.161
11.268
18.997
28.723
40.102
34
15.639
860
763
2.686
4.128
2.777
4.425
6.323
9.316

INDONESIA
7.752.627
346.157
376.617
1.003.620
1.722.293
1.466.430
2.837.510
2.816.207
4.936.420
* data BPS Tahun 2010 (sampel, 15-24 Tahun, 25-44 Tahun & 45-59 Tahun)

Dan mari mengenang sosok Kartini. Sosok perempuan itu bernama RA Kartini. yang lahir pada tanggal 21 April tahun 1879 di Kota Jepara, lahir di sebagai anak kelima ditengah 11 bersaudara, yang juga merupakan keluarga bangsawan dengan Ayah bernama R.M. Sosroningrat, dan Ibu kartini yang bernama M.A. Ngasirah, Kartini kecil di ELS (Europese Lagere School.Seorang perempuan jawa yang meretas waktu di zamannya dengan filosofi hidup sejati dalam kumpulan suratnya habis gelap terbitlah terang. Surat berisi keresahannya tentang nasib perempuan untuk bisa bersekolah di zaman kolonial.  Kartini kemudian belajar Bahasa Belanda dan bersekolah disana hingga ia berusia 12 tahun sebab ketika itu menurut kebiasaan ketika itu, anak perempuan harus tinggal dirumah untuk 'dipingit'.



Gambar  1 :  RA Kartini doc https://www.storibriti.com



      R.A Kartini aktif dalam melakukan korespondensi atau surat-menyurat dengan temannya yang berada di Belanda sebab beliau juga fasih dalam berbahasa Belanda. Dari sinilah kemudian, Kartini mulai tertarik dengan pola pikir perempuan Eropa yang ia baca dari surat kabar, majalah serta buku-buku yang ia baca. Hingga kemudian ia mulai berpikir untuk berusaha memajukan perempuan pribumi sebab R.A Kartini banyak membaca surat kabar atau majalah-majalah kebudayaan eropa yang menjadi langganannya yang berbahasa belanda, di usiannya yang ke 20, ia bahkan banyak membaca buku-buku karya Louis Coperus yang berjudul De Stille Kraacht, karya Van Eeden, Augusta de Witt serta berbagai roman-roman beraliran feminis yang kesemuanya berbahasa belanda, selain itu ia juga membaca buku karya Multatuli yang berjudul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta. R.A Kartini berusia sekitar 24 tahun, ia dinikahkan dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang merupakan seorang bangsawan dan juga bupati di Rembang yang telah memiliki tiga orang istri. Keinginannya menjadi guru tidak pernah terwujud, di usia 25 tahun , usia yang masih muda RA Kartini wafat pada tanggal 17 September 1904, Kartini wafat dan mewariskan semangat literasi pada anak bangsa.”. Mari kita baca kutipan surat RA Kartini tentang Pendidikan, Literasi dan Impiannya

Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1901

“Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya : menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama”.


Surat Kartini kepada Nyonya Abendon, 10 Juni 1902
 
“Kami sekali-kali tidak hendak menjadikan murid-murid kami menjadi orang setengah Eropa atau orang Jawa yang kebarat-baratan”.
       Jika beliau masih hidup mungkin akan menyaksikan bagaimana budaya surat menyurat sudah hilang kedalam dunia digital dalam zaman mosernisme digantikan email dan lembaran-lembaran buku digantikan e- book. Namun itu tentu hanya wajah moderenitas yang penting adalah semangat membaca yang harus tumbuh di setiap masyarakat Indonesia  baik di pelosok desa hingga Kota. Semangat literasi  harus dibangun dalam sinergitas Pemerintah, Swasta, Akademisi dan juga komunitas penggiat literasi. Kita cukup terinspirasi begitu banyak taman baca, perpustakaan tumbuh dengan swadaya.

                              

Gambar  2 :  Margaret Fuller doc https://www.poetryfoundation.org

    Lalu mari menyeberang benua dan sejenak mengenang sosok Margaret Fuller perempuan yang juga dilahirkan di abad 18, sama dengan RA Kartini. “Today a reader, tomorrow a leader.”  Itulah kalimat inspiratif dari   Margaret Fuller perempuan  lahir di Cambridgeport, Massachusetts tanggal 23 Mei 1810. Kutipannya sangat menarik yang menjelaskan tentang seorang yang gemar membaca akan menjadi pemimpin di kemudian hari. Tentu hal tersebut bisa dijabarkan lagi dengan membaca maka akan menghasilkan wawasan yang luas, pemahaman dari buku-buku yang di baca. Dalam konteks Pemimpin di Indonesia seperti  Bapak Pendiri Bangsa Soekarno dan Hatta adalah seorang yang haus membaca, bahkan dalam satu biografi Hatta merelakan menjual jas nya demi membawa serta bukunya saat di pengasingan. Begiti juga dengan sosok Soekarno yang terlihat juga memiliki perpustakaan mini di tempat pengasingannya di Ende dan juga hasil tulisan dan karya-karyanya
Dalam tulisan Galih Setyo Pribadi menjelaskan bahwa perempuan kelahiran Amerika dengan nama lengkap Sarah Margaret Fuller adalah  anak pertama dari Timothy Fuller dan Margaret Crane Fuller.  Margaret adalah seorang wartawan dan aktivis,  dia juga  wanita pertama penuh waktu resensi buku dalam jurnalisme. Pada saat dia tiga puluh, ia dianggap sebagai orang yang terbaik-baca di New England (pria atau wanita) dan dia menjadi wanita pertama yang diizinkan penggunaan Harvard College Library. Dia juga aktivis hak ini perempuan setia ini. Margaret adalah penulis kutipan terkenal 'hari ini pembaca, besok pemimpin.
Ayahnya mengajarkan baca dan tulis saat Margaret berusia tiga setengah tahun. Ayah Margaret mendidiknya dengan sangat keras dan disiplin, dia tidak diperbolehkan membaca artikel yang bersifat kewanitaan seperti etiquette books dan novel romantic. Di siang hari, Margaret sering kali menghabiskan waktu bersama ibunya, di waktu senjang tersebut biasanya sang ibu mengajarkannya cara mengurus rumah dan menjahit. Pada tahun 1817, ayah Margaret terpilih sebagai perwakilan di United States congress, hal tersebut mengakibatkan Margaret harus pindah dan tinggal di Washington DC. Margaret sempat menimba ilmu di beberapa sekolah yang beberapa di antaranya adalah sekolah khusus perempuan. Di rumah, Margaret menghabiskan waktunya untuk mempelajari bahasa asing dan beberapa jenis hasil karya literature.
Pada usianya yang ke 30, Margaret adalah seorang yang menggilai buku bacaan, kebiasaannya tersebut membuatnya memiliki reputasi sebagai pembaca terhebat di New England. Pada tanggal 2 Oktober 1835, ayah Margaret meninggal akibat Kolera, kejadian tersebut cukup memukulnya sehingga dia terpaksa menjadi tulang punggung keluarga. Pada tahun 1836, Margaret menerima pekerjaan mengajar di Bronson Alcott's temple School di Boston selama setahun. Setelahnya dia menerima tawaran untuk mengajar di Greene Street School di Rhode Island dengan gaji sebesar 1000 USD. Pada 6 November 1839, Margaret menggelar diskusi pertamanya yang dihadiri perempuan di daerah sekitar Massachusetts, isi dari perbincangan tersebut adalah tentang karya seni, sejarah, mitos, literature, dan alam yang kesemuanya ditujukan untuk menambah pengetahuan para peserta. Margaret adalah seorang pembela hak perempuan dan pemerhati perempuan. Dia juga mendukung banyak gerakan yang bersifat kemanusiaan di Amerika, seperti gerakan pembela hak tahanan dan gerakan emansipasi budak. Banyak pembela hak perempuan yang menyatakan bahwa Margaret adalah sumber inspirasi mereka. Mari kita nikmati puisi Margaret Fuller di bawah ini. Karena  Margaret juga menulis dan mencitai puisi


The One in All

There are who separate the eternal light
In forms of man and woman, day and night;
They cannot bear that God be essence quite.

Existence is as deep a verity:
Without the dual, where is unity?
And the ‘I am’ cannot forbear to be;

But from its primal nature forced to frame
Mysteries, destinies of various name,
Is forced to give what it has taught to claim.

Thus love must answer to its own unrest;
The bad commands us to expect the best,
And hope of its own prospects is the test.

And dost thou seek to find the one in two?
Only upon the old can build the new;
The symbol which you seek is found in you.

The heart and mind, the wisdom and the will,
The man and woman, must be severed still,
And Christ must reconcile the good and ill.

There are to whom each symbol is a mask;
The life of love is a mysterious task;
They want no answer, for they would not ask.

A single thought transfuses every form;
The sunny day is changed into the storm,
For light is dark, hard soft, and cold is warm.

One presence fills and floods the whole serene;
Nothing can be, nothing has ever been,
Except the one truth that creates the scene.

Does the heart beat, — that is a seeming only;
You cannot be alone, though you are lonely;
The All is neutralized in the One only.

You ask a faith, — they are content with faith;
You ask to have, — but they reply, ‘IT hath.’
There is no end, and there need be no path.

The day wears heavily, — why, then, ignore it;
Peace is the soul’s desire, — such thoughts restore it;
The truth thou art, — it needs not to implore it.

The Presence all thy fancies supersedes,
All that is done which thou wouldst seek in deeds,
The wealth obliterates all seeming needs.

Both these are true, and if they are at strife,
The mystery bears the one name of Life,
That, slowly spelled, will yet compose the strife.

The men of old say, ‘Live twelve thousand years,
And see the need of all that here appears,
And Moxen* shall absorb thy smiles and tears.’

These later men say, ‘Live this little day.
Believe that human nature is the way,
And know both Son and Father while you pray;

And one in two, in three, and none alone,
Letting you know even as you are known,
Shall make the you and me eternal parts of one.’

To me, our destinies seem flower and fruit
Born of an ever-generating root;
The other statement I cannot dispute.

But say that Love and Life eternal seem,
And if eternal ties be but a dream,
What is the meaning of that self-same seem?

Your nature craves Eternity for Truth;
Eternity of Love is prayer of youth;
How, without love, would have gone forth your truth?

I do not think we are deceived to grow,
But that the crudest fancy, slightest show,
Covers some separate truth that we may know.

In the one Truth, each separate fact is true;
Eternally in one I many view,
And destinies through destiny pursue.

This is my tendency; but can I say
That this my thought leads the true, only way?
I only know it constant leads, and I obey.

I only know one prayer — ‘Give me the truth,
Give me that colored whiteness, ancient youth,
Complex and simple, seen in joy and truth.

Let me not by vain wishes bar my claim,
Nor soothe my hunger by an empty name,
Nor crucify the Son of man by hasty blame.

But in the earth and fire, water and air,
Live earnestly by turns without despair,
Nor seek a home till home be every where!’


Notes:
*Buddhist term for absorption in the divine mind.
Source: She Wields a Pen: American Women Poets of the Nineteenth Century (University of Iowa Press, 1997

Dua sosok perempuan yang mengubah dunia dengan mulai dari dirinya, masyarakatnya hingga bangsanya. Perempuan memang punya talenta menjadi guru sejati dimanapun,membuka terang setelah kegelapan malam. Menjadi mata air dalam gurun yang tandus. Semoga makin banyak warga dunia yang bisa membaca dan menulis, sebagai kebutuhan dasar yang kelak menjadi insisiator peradaban bangsa dan peradaban dunia. Selamat Hari Literasi Internasional. Salam inspirasi.


Sumber :      http://bindikmas.kemdikbud.go.id/buta_aksara/
              http://www.margaretfuller.org
               http://www.biografipahlawan.com