The Spirit

The spirit will comes after your will. I see, I hear, I write, I celebrate all moment with words...

waiting is inspiring

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

I love sharing positive mind and feeling

my life teach me to believe my inner strength

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday, May 31, 2016

The Secret for Success in Love

The Secret for Success in Love

Banyak sosok wanita sukses dan masih single yang ada disekitar kita. Mereka cantik, berbakat, cerdas dan sukses dalam karir, namun ternyata belum sukses dalam menemukan pendamping hidupnya. Padahal tentu pernikahan adalah sesuatu yang di idam-idamkan. Lalu apa rahasianya sehingga perempuan yang sukses dalam karir juga sukses menemukan pendamping hidupnya. So, what is the secret for success in love?
Rahasianya cuma satu yakni persepsi wanita tersebut terhadap dirinya, yakni soal percaya diri apakah dirinya merasa  yakin dan pantas dicintai oleh pria yang juga  kuat dan sukses seperti dirinya. Perempuan tersebut  juga punya potensi mendapatkan laki-laki sukses juga.

Perempuan cerdas tentu tahu cara berkomunikasi yang baik dengan pasangannya sehingga bisa mengkomunikasikan apa yang dia inginkan dari seorang pasangan. Bahkan dia juga bisa meminimalisir potensi konflik dalam hubungan mereka. Seperti mengelola ego dan espektasi terhadap pasangan.

Jika Pendidikan adalah Suluh Bangsa, Maka Biarkan Terangnya tak Pernah Padam*



Jika Pendidikan adalah Suluh Bangsa, Maka Biarkan Terangnya tak Pernah Padam*

Edrida Pulungan, SE., SPd., M.HI





Negara harus hadir, harus efektif. Dan birokrasi pendidikan dan kebudayaan adalah motor dalam gerakan semesta ini. Birokrasi di tingkat pusat harus menjadi contoh bagaimana mesin birokrasi bekerja secara efektif. Kemendikbud sadar, untuk itu perlu pelibatan publik serta perbaikan tata kelola. Reformasi birokrasi, khususnya perbaikan tata kelola, yang selama ini didengungkan memang penting. Tapi, untuk mendorong efektivitas birokrasi lebih jauh, cara terbaiknya adalah membuka luas pelibatan publik.
(Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, Ph.D)


Pendidikan adalah hak azasi manusia yang tertera dengan jelas dalam konstitusi bangsa yakni pasal 31 UUD 1945. Yakni Tiap warga negara berhak mendapat pendidikan dansetelah diamanademen menjadi Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Tentu ada evaluasi yang mendasar tentang makna pendidikan dan pengajaran nasional dalam refleksi perjalanan pendidikan anak bangsa di tanah air. Bukan hanya itu bahkan pendidikan juga bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang tertulis secara historis, sakral dan diplomatis sebagai tujuan dari pendididikan di Indonesia. Namun benarkah pendidikan kita sudah bisa diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia? Benarkah Pendidikan kelak menjadi gerakan semesta?
Terinspirasi dengan ungkapan dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan diatas tentang keterlibatan negara, perbaikan birokrasi pendidikan dan perbaikan tata kelola sebagai formula untuk gerakan pendidikan untuk semesta adalah formula yang menarik untuk di terapkan dalam sistem pendidikan bangsa.
Sebagai contoh untuk daerah Bandung Barat yang tak jauh dari Ibukota, berdasar berita yang dirilis dari Republika.co.id tanggal 21 Januari 2016 menyebutkan bahwa sekitar 3.000 siswa lulusan SMP dan sederajat dari total sekitar 12 ribu lulusan pada 2015 lalu tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Faktor ekonomi menjadi penyebab utama orang tua siswa enggan menyekolahkan anaknya hingga tingkat SMA. Tentu jika diretas terdapat lost generation dan gap yang jauh yakni sebelumnya dari jenjang SD ke SMP hingga antar SMP ke SMU dan begitu juga jenjang SMU ke Universitas. Hal ini perlu mendapatkan perhatian juga. Konon hal yang sama terjadi di berbagai daerah dan pelosok di Indonesia. Jadi Sinergi dan kolaborasi semua pihak adalah kata kunci untuk pendidikan semesta. Mungkin begitulah makna dari konsep yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai leading sector dalam pendidikan dan kecerdasan bangsa.

Mutu Pendidikan di Daerah yang berkualitas

Setelah berlakunya UU No 22 th. 1999 tentang otonomi daerah yang salah satunya melimpahkan wewenang bidang pendidikan ke daerah. Tentu dengan dasar konstitusi diatas perlu pengawasan dari Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) untuk mengawasi apakah terjadi kesenjangan mutu pendidikan antardaerah maka dalam UUD ditetapkan 20 % dari APBD digunakan untuk kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Sehingga perli ketrlibatan semua pihak bahkan selain negara yang hadir dibutuhkan juga peran swasta berupa perusahaan yang peduli dengan pendidikan dengan memberikan bantuan dana dan fasilitas melalui dana CSR ( Coorporate Social Responsinility). Disamping itu perlu juga peran komunitas-komunitas penggiat pendidikan yang berada dalam masyarakat sebagai akses pendidikan alternatif yang bisa mmebantu pendidikan dasar informal yang merupakan swadaya masyarakat dengan dukungan dan perhatian dari Pemerintah
Dalam meningkatkan mutu pendidikan sejalan dengan teknologi juga, maka Pemerintah juga harus membangun konsep e-learning sebagai metode pendidikan jarak jauh, dan tentu saja butuh akses dukungan teknologi internet yang memadai. E-learning juga sangat cocok di kembangkan di pulau-pulau di Indonesia. Karena disadari atau tidak, pendidikan untuk semesta bermakna keadilan dan pemerataan. Hal tersebut diatas belum merupakan upaya jika kita mengacu pada riset Global Competitiveness Index yang dirilis World Economic Forum (WEF) tahun 2015 daya saing Indonesia di bidang teknologi dalam pilar ke 9 menduduki posisi ke 85 dari 140 negara di dunia. Sehingga dengan kondisi ini setiap elemen bangsa bahu membahu menjadi bagian pendidikan bangsa menuju insan yang berkarakter, beriman dan berdaya saing.
Program Indonesia Mengajar sebagai Gerakan inisiatif dibidang pendidikan bisa dijasikan inspirasi yang dinilai sukses membangun gerakan semesta di level mikro, sedangkan dilevel meso lebih pada pemerataan sistem pendidikan yang bisa menjangkau masyarakat tak mampu melalui program pemerintah yang masih dijalankan yakni melalui Kartu Indonesia Pintar. Sedangkan dalam level Makro Indonesia harus memposisikan diri dengan tingkat IPM teratas minimal untuk negara ASEAN dan  mengejar ketertinggalam dalam kelompl G20

Universitas Negeri dan Swasta di Daerah harus Berdaya Saing

Bagaimana kondisi Universitas daerah di seluruh Indonesia?, Seperti dirilis hanya ada 10 peringkat universitas negeri yang diakui berdasar QS world University Rankings dan Times Higher Education  dan tergolong world class university di Indonesia yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, IPB, Universitas Diponegoro, ITS, UMS dan Universitas Brawijaya. Namun ironisnya berdasarkan berita di Kompas.Com tertanggal 9 Mei 2016. Jumlah siswa pendaftar SNMPTN mencapai 645.202 dan pendaftar program Bidikmisi sebanyak 143.819. Adapun siswa lolos SNMPTN hanya sebanyak 115.178 dan Bidikmisi 24.506 orang. Artinya masih ada lima ratus lebih calon mahasiswa yang belum tertampung dan harus mencari peruntungannya di universitas swasta favorit ataupun universitas swasta biasa yang konon dengan biaya yang mahal. Adapun universitas swasta yang masuk peringkat webometric  antara urutan 10-36 di Indonesia dan setara dengan urutan 2000 hingga 3500 dunia adalah Unpad, Unsyiah, UPI, UNS, Unhas, UNY, Udayana, dan lain sebagainya yang tersebar di seluruh daerah Indoensia.
Namun mengingat persaingan semakin tinggi baik lembaga pendidikan maupun kualitas mahasiswa yang akan memasuki perguruan tinggi swasta. Hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian yang baik dari setiap pemangku kepentingan baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Rektor Universitas dan juga swasta. Pendidikan yang bermutu dan baik juga berkolearsi terhadap kulitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Menurut data BPS tahun 2013 dari sisi distribusi pendapatan juga terlihat makin melebarnya penduduk kelas terbawah sebanyak 40 persen dari 20 persen penduduk terkaya. Artinya sebanyak 20% penduduk terkaya menguasai hampir separuh pendapatan nasional. Untuk itu pendidikan juga alat untuk membunuh kemiskinan.
Beberapa universitas di daerah juga harus berdaya saing dan kreatif mencetak generasi unggul dan potensi pemimpin dalam masyarakat, perusahaan, bangsa dan negara.  Seperti yang disampaikan oleh Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Prof. Dr Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc  mengatakan Universitas di daerah harus mampu bersaing dan berinovasi dalam membangun kualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Hal tersebut lah yang mendorong dirinya untuk berinovasi sebagai wakil rektor saat itu untuk membuat kerjasama dengan IDBG terkait proyek education fund untuk peningkatan pembangunan kampus Universitas Lambung Mangkurat akhirnya mendapatkan kucuran dana sebesar 500 Milyar rupiah yang bertujuan memajukan pendidikan di dan pembangunan capacity building dan Kegiatan non-akademik berupa proyek pembangunan gedung (civil work) di Universitas Lambung Mangkurat.
          Kedepan proses perjalanan bangsa masih berjalan, Pendidikan bagaikan eskalator yang membawa segenap masyarakat Indonesia kepada impian yang dicita-citakan para pendahulu bangsa yakni Founding fathers, Bapak Soekarno Hatta agar menjadi bangsa mandiri dan bisa sejajar dengan bangsa-bangsa yang maju lainnya sesuai dengan proses lahirnya bangsa ini dari hasil tekat kuat dan intelektualitas para pemikir bangsa. Begitu juga dengan ungkapan Ki  Hajar Dewantara ” setiap kita adalah Guru”, dan setiap kita wajib berbagi ilmu dan pengetahuan dimanapun kita berada sehingga pendidikan untuk semesta bukan fatamorgana namun sejatinya adalah suluh yang memberikan terang bagi bangsa menjadi bangsa yang besar dan diakui oleh dunia dan dicatat oleh sejarah. Semoga





*Penulis adalah  Staf Calon Fungsional Peneliti
Biro Pusat data dan Informasi Setjen DPD RI

Tuesday, May 24, 2016

[Unlimited8] Impianku membangun perpustakaan Anak-anak di Pulau-PUlau Indonesia



             Gambar 1 : Penulis bersama anak-anak suku Bajo, doc. edrida

Coba kau petik satu bintang
bintang yang ada di langit malam
dan biarkan sinarnya terangi jiwamu
dan peluklah sinar itu
bagaikan impian yang tak akan pernah kau lepas

( Puisi petik impian mu di langit ketujuh)

Puisi diatas adalah inspirasi tak pernah berbatas untukku. Puisi yang mengantarkan semangat dan bara di jiwa untuk terus berjuang meraih mimpi.Itulah yang saya rasakan sekarang ketika ingin mewujudkan impian untuk mewujudkan impian membangun perpustakaan untuk anak-anak di pulau. Sejak pernah menginjakkan kaki di gugusan pulau Takabonerate, Sulawesi Selatan. Saya bertemu banyak anak Suku Bajo. Mereka berhamburan ke pantai saat melihat saya dan rekan-rekan relawan datang membawa buku-buku berupa buku tulis dan buku bacaan untuk mereka.

Matahari begitu terik dan hangat, saat menyambut kami, Namun rasa hati begitu bahagia. Anak-anak berkaos bola dengan nomor punggung di dada dan dibelangnya, semua tersenyum dan berlari bertelanjang kaki. Lalu kami berikan buku satu persatu, dan mereka langsung mengangkat bukunya keatas. kami bagi mereka dalam beberapa kelompok. menyuruh mereka menulis dan menggambar. kemudian kami suruh mereka menulis cita-cita mereka.

Seirang anak perempuan mengatakan , saya ingin jadi guru kak saya terdiam dan terharu mendengarnya. Mereka anak-anak di pulau yang jauh dari pusat kota dan sekolah, masih bermimpi menjadi guru dan bagian pencetak generasi cerdas dan calon pemimpin bangsa ini., sungguh saya berdoa semoga kelak cita-citanya tercapai. Ada lagi anak yang lain ingin jadi bidan, polisi, bakan ada yang ingin jadi Presiden.

Semua impian mereka tak terbatas. Namun setelah menikmati sekolah dari TK hingga 4 universitas negeri dan swasta di negeri tercinta, tiba-tiba ada keinginan saya kelak bisa membangun perputakaan untuk anakk-anak, sebagai tempat mereka belajar dan bermain, serta memetik bintang mereka kelak, di langit biru dengan impian yang tak terbatas.

saya jadi teringat dengan kata-kata Ki Hajar Dwantara Pahlawan Pendidikan Indonesia, setiap orang adalah guru, selama kita mau berbagi ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan kebaikan untuk orang lain. Kelak saya ingin menjadi guru bagi anak-anak Indonesia, anak-anak saya, masyarakat dan bangsa. Dalam waktu dekat saya akan menyelesaikan S2 kedua saya di Universitas Indonesia, dan impian itu akan semakin nyata dengan memaknai pembangunan sosial sejati adalh membangun generasi bangsa, membangun semangat yang tak terbatas #unlimited8

Setahun yang lalu saya juga terinspirasi dengan mengabadikan photo anak-anak pulau yang memegang buku dan menjadi pemenang dalam kumpulan buku " Impian Indonesia di bidang pendidikan dan akhirnya photo tersebut juga di jadikan bahan kampanye LSM Plan Indonesia dan gerakan Indonesia Mendidik. Saya senang jika perjalanan hidup saya di dalam dunia Pendidikan meskipun dalam kontribusi kecil namun nyata.

Lentera Pustaka Indonesia peduli Anak Indonesia

Lentera pustaka Indonesia adalah Taman baca sederhana berisi buku-buku anak yang saya koleksi sejak menjadi mahasiswa di Medan, buku itu dipergunakan oleh anak-anak TK di samping tempat saya tinggal, kemudian dipinjamkan lagi ke TK lainnya, karena kebanyakan buku tersebut saya beli dengan uang sendiri saat bekerja internship di Group Training Northern Territory Australia dan beberapa dari sumbangan konsulat India di Medan, setelah hijrah ke Jakarta saya menyumbangkan 4 box buku di panti asuhan muslimin, Kramat, jakarta Pusat dan sekarang meneglola relawan dan komunitasnya di Depok. Serta  mendapat perhatian dari pusat informasi dan data Kedutaan Amerika yang dengan senang hati mengirimkan beberapa koleksinya kepada Lentera Pustaka Indonesia. Sekarang Lentera Pustaka Indonesia menjadi komunitas pecinta buku, literasi dan sastra yanfg mengahsilkan penulis, relawan dan duta baca.

Karya pertama lentera Pustaka Indonesia adalah menerbitkan buku " Sepucuk Rindu untuk Aisyah yang Setia" yang berhasil menerbitkan kumpulan puisi dan cerpen untuk aisyah anak jalanan berusia 8 tahun di Medan, semua penjualan buku diberikan untuk Aisyah dan kado ulang tahunnya pada tahun 2014, kemudian seorang pengusaha yang mengenal aisyah dan membaca profilnya juga menghadiahkan rumah sebagai tempat tinggal Aisyah dan ayahnya yang sakit-sakitan. Ternyata buku juga punya efek sosial membuka banyak pintu kebaikan dalam memberikan solusi dalam permasalahan sosial disekitar kita.

  
        Gambar 2 : Buku "Sepucuk Rindu Untuk Aisyah Yang Setia" kolaborasi Lentera Pustaka Indonesia dengan penulis dan blogger Kompasiana, doc. edrida

Impian sederhana adalah melihat senyum anak-anak Indonesia dan terinspirasi dari pengalaman masa kecil saya yang dihadiahi buku bacaan bekas oleh ayah saya saat ulang tahun dan diajarkan membaca sejak kecil, semoga impian anak Indonesia tidak terbatas

salam inspirasi dari seorang puteri daerah dari kota kecil diatas kaki bukit #unlimited8

salam literasi





Thursday, May 19, 2016

Perempuan yang dikeningnya kutanam Bunga




      Gambar 1 :  Ilustrasi Puisi Perempuan yang dikeningnya kuatanam bunga 
doc. Edrida Pulungan

aku menanam tanaman bunga mawar merah dan kamboja Putih di kening perempuan itu
aku tahu harumnya membawa asaku ke dalam nirwana
merah yang kusuka pada bara dan gairah
putih yang kudamba pada cinta yang setia
perempuan itupun  tidak menolak keningnya yang subur itu kutanami bunga
sepengetahuan istriku tentunya
setiap pagi kusirami dengan sebait syair cinta dan rindu
menunggu mereka mekar dan embun mau singgah di daunnya

waktu berputar seperti kelopak mawar 
yang kunanti tiada menyebar
Perempuan  yang dikeningnya kutanam bunga itu mulai merunduk
menepi, merenung, menunggu, menua
namun atiada kuduga, dia setia
hingga bertahun dia tetap rela ditanami pohon bunga mawar dan kamboja 
yang tak kunjung berbunga
aku mulai bosan dan ingin segera mencabut tanaman bunga yang tak kunjung berbunga dari keningnya

esok tiba , mendung tanpa mentari
tanganku menggenggam belati
ingin kutebas tanaman yang tak bisa memberikan bunga bahkan kelopaknya
apa dia tak tahu perempuan yang kupilih untuk tempat dia tumbuh
perempuan istimewa berdarah biru, cantik, cerdas dan kaya di kampungku
untuk memberiku taman yang indah dan perempuan yang berbunga di keningnya

Akhirnya hari itu datang juga
kuambil belati kutebas mereka
perempuan itu menangis dan menatapku lama
mungkin ia juga kecewa pada dirinya
ku ucap selamat tinggal dan pulang

kupandangi tanaman mawar dan kamboja tersebut
kubawa dalam plastik hitam
ingin kubuang ke sungai esok pagi

dan pagi pun datang ku yakin bunga itu sudah hanyut dibawa air
betapa terkejutnya aku mendapati istriku berteriak
" suamiku, coba ke sungai ada perempuan desa yang dikeningnya tumbuh bunga mawar dan kamboja"

aku berlari dan bergegas kesungai
dan kupandangi bunga mawar merah dan kamboja bersemi di kening perempuan desa

Puncak kelimutu, 21 April 2016

Festival Budaya Melayu Riau




Tanggal 23 April adalah hari Puisi, Namun kuingin rayakan di tanggal 29 Mei 2016

Negara yang besar adalah negara yang menjunjung akar budayanya. itulah yang tersirat dalam pikiran saya ketika menyambut perhelatan Festival Budaya Melayu Riau yang diramaikan dengan lomba puisi untuk pelajar dan mahasiswa. Acaranya akan di adakan di rumah budaya anjungan Riau , TMII tanggal 29 Mei 2016, Hari Minggu dengan memperebutkan Piala Bergilir Gubernur Riau dan Pila tetap untuk pembinaan
 Adapun puisi wajib yang saya bacakan adalah karya Ramon Damora dengan Judul "Pada Soneta Tidurmu dan Puisi Pilihan Karya Sutardji Calzoum Bachri dengan judul :" jembatan"

Semoga saya berhasil

 Berikut petikan puisinya

  
     JEMBATAN

     Sutardji Calzoum Bachri

 
    Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung airmata
    bangsa. Kata-kata telah lama terperangkap dalam basa-basi
    dalam teduh pekewuh dalam isyarat dan kisah tanpa makna.
    Maka aku pun pergi menatap pada wajah berjuta. Wajah orang
    jalanan yangberdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota.
    Wajah orang tergusur. Wajah yang ditilang malang. Wajah legam
    para pemulung yang memungut remah-remah pembangunan.
    Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar penonton etalase
    indah di berbagai palaza.

    Wajah yang diam-diam menjerit
    mengucap
    tanah air kita satu
    bangsa kita satu
    bahasa kita satu
    bendera kita satu !
    Tapi wahai saudara satu bendera kenapa sementara jalan jalan
    mekar di mana-mana menghubungkan kota-kota, jembatan-jembatan
    tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah
    yang ada, tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang
    di antara kita ?

    Di lembah-lembah kusam pada puncak tilang kersang dan otot
    linu mengerang mereka pancangkan koyak-miyak bendera hati
    dipijak ketidakpedulian pada saudara. Gerimis tak ammpu
    mengucapkan kibarnnya.
    Lalu tanpa tangis mereka menyanyi padamu negeri airmata kami.
    Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air

\

Wednesday, May 18, 2016

Prof Sutarto Hadi, Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Sosok Pecinta Matematika dengan visi membangun ULM berdaya saing dan Pencetak Calon Pemimpin Bangsa





      Gambar 1 : Prof. Sutarto Hadi, Rektor Universitas Lambung Mangkurat. doc Prof. Sutarto Hadi, sumber fb


Ditengah bulan mei , hujan mengguyur Jakarta. Gerimis begitu sibuk satu persatu jatuh kebumi. Begitu juga para peserta konfrensi  tahunan Islamic Development Bank Group  yang diadakan di Indonesia.  Para peserta sibuk lalu lalang dari ruangan assembly ke ruangan lainnya. Saya cukup beruntung bertemu dengan  sosok istimewa,  Beliau adalah Prof. Sutarto Hadi, Rektor Universitas Lambung Mangkurat dan dikenal sebagai ahli pendidikan Matematika. Sosok inspiratif dari daerah Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Beliau mencintai matematika dan dunia pendidikan sejak kecil

Pertemuan tersebut memang sangat istimewa untuk membahas tentang proyek kerjasama IDBG dengan negara-negara islam yang tergabung didalamnya yakni ada 56 negara dengan negara Guyana yang masuk tahun ini. Setelah satu forum berakhir, saya menyempatkan diri berbincang dengan sosok yang mencintai dunia pendidikan ini di bilangan Senayan. Suasananya begitu teduh karena selepas hujan dan beliau memesan helathy jus dan saya menimati secangkir kopi dengan suasana klasik diiringi piano, flute dan iringan biola. Musik tersebut mengingatkan Prof Sutarto, begitu say menyapanya tentang perjalanan akademisnya ke negeri Eropa yakni Belanda, dimana beliau menyelesaikan studi S2 hingga S3 di Universitas

Berikut petikan wawancara saya dengan beliau :

Penulis :
Selamat sore Pak Prof. Sutarto, Bagaimana khabarnya? Sudah berapa hari di Jakarta Pak?

Prof Sutarto hadi :
Alhamdulillah sehat mbak, saya sudah dua hari disini, memenuhi undangan dari IDBG dalam sidang tahunan ke 41. dan kebetulan saya pernah membuat kerjasama dengan IDBG terkait proyek education fund untuk peningkatan pembangunan kampus Universitas Lambung Mangkurat dan kami mendapatkan kucuran dana 500 Milyar, dan saya mengemban amanah ini untuk memajukan pendidikan di ULM, disamping itu juga Proyek IDB 7in1 pembangunan capacity building dan  Kegiatan non-akademik antara lain berupa proyek pembangunan gedung (civil work). Jadi selama tiga bulan saya rapat dengan tim dan bekerja keras membuat proposal , dan dimasa zaman Menteri Muhammad Nuh proyek ini sempat dibatalkan namun akhirnya disetujui oleh Pak Budiono, karena proyek tersebut merupakan kerjasama dan leading sektornya adalah Bappenas

Penulis :
Oh ya, bagaimana ceritanya hingga bisa mendapatkan pinjaman dana Pak?

Prof. Sutarto :
Saat saya menjadi wakil rektor tahun 2010, saya mengurus Bagian Perencanaan dan Kerjasama, dan saat itu saya diberikan selembar dokumen berisi blue book Bappenas yakni pinjaman dana yang berkisar 47,5 USD, dan saat itu saya harus mempresentasikan di hadapan Dirjen Dikti prihal kerjasama tersebut akhirnya bergabung dengan enam kampus lainnya dan masing-masing yang diwakili oleh wakil rektor membuat proposal untuk diajukan pada IDBG diantaranya Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas syah Kuala, Universitas Tanjung Pura, dan kebetulan pada tanggal Sejak 19 September 2014 diangkat sebagai Rektor Universitas Lambung Mangkurat

Penulis :
Dalam keikutsertaan Bapak dalam konfrensi tahunan IDBG 2016, apakah yang menjadi visi Bapak terkait program Kerjasama tersebut?

Prof. Sutarto
Saya ingin menuntaskan pembangunan gedung di Universitas Lambung Mangkurat sehingga semua rampung dan selebihnya adalah program capacity building, karean sangat penting sekali daerah mempunyai universitas tempat menimba ilmu dan keterampilan dengan harga yang terjangkau dengan kualitas terbaik dan kelak lulusannya berdaya saing, dan bisa mencetak calon pemimpin bangsa

Didikan disiplin dan gemar Belajar dari ayahanda

Penulis :
Bolehkah bapak bercerita tentang makna nama Bapak?

Prof. Sutarto :
oh iya Sutarto Hadi adalah gabungan nama bapak dan ibu saya,  “to” diambil dari “Soeharto” sebagai penanda peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru karena ia dilahirkan pada bulan Maret 1966, duapuluh hari setelah peristiwa Supersemar. Sedangkan Hadi adalah nama dari ibu saya yakni Hadijah

Bisa bercerita tentang masa kecil bapak?

Ayah saya adalah lulusan Mulo dan bisa berbahasa belanda. Kebetulan beliau bekerja di Dinas Transmigrasi dan Tenaga kerja, dan Bapak saya gemar mengajari saya bahasa Inggris dan juga melihat Bapak membuat kursus dan pelatihan servis radio di Banjarmasin, jadi hal tersebut yang mengilhami saya ingin menjadi guru seperti Bapak saya dan kemudian bermimpi kelak bisa studi di Belanda.Saya adalah anak keempat dari tujuh bersaudara


 Gambar 2 : Prof. Sutarto Hadi, menyelesaikan study di negeri belanda. doc Prof. Sutarto Hadi, sumber fb




Bagaimana dengan latar belakang akademis bapak?
Oh ya saya menempuh Pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi diselesaikan di kota kelahiran saya Banjarmasin. Dan kemudian saya Menyelesaikan S1 dalam bidang Pendidikan Matematika, FKIP Unlam, sesuai dengan cita-cita saya menjadi guru.  Dan saya senang sekali pernah menjadi Mahasiswa Teladan (1988) dan Mahasiswa Berprestasi (1989) FKIP Unlam ini mewujudkan cita-citanya dengan menjadi guru di beberapa sekolah di Banjarmasin. Lahan pengabdian yang lebih luas terbuka setelah ia menamatkan S1 dan diangkat sebagai dosen di Alma Mater saya FKIP Unlam. Tiba-tiba saya bertemu dengan Bapak Mas’ud yang saat itu adalah guru SD nya ia dimintai membantu mengajar matematika anak-anak SDN Beringin. Karena sekolah tidak memiliki anggaran untuk membayar guru honor, maka setiap anak yang hadir membayar 100 rupiah. Tapi bagi saya masa itu uang 100 rupiah tidaklah kecil, karena orang tua mereka yang umumnya tinggal di seputaran Rumah Sakit Ulin, Jalan Veteran, dan Sungai Baru, kehidupan mereka pas-pasan. Sehingga sampai selesai mengabdikan diri di sekolah dasar alma maternya, saya tidak pernah menerima honor
saya bersyukur karena tidak hanya bisa menjadi guru yang mendidik murid-murid di sekolah, tetapi juga bisa menjadi guru yang mendidik calon-calon guru.

Penulis :
Bagaimana saat Bapak melanjutkan studi S2 di Indonesia dan S3 hingga Doktor di negara Eropa yakni Belanda?

Prof. Sutarto :

Saya melanjutkan pendidikan S2 Matematika di Program Pascasarjana UGM, lulus pada 1996. Selanjutnya pada 1999 memperoleh gelar MSc dalam bidang Educational and Training Systems Design dari University of Twente, Belanda. Pada 2002, dari universitas yang sama, ia memperoleh gelar Doktor (Dr) dalam bidang pendidikan matematika dengan disertasi berjudul Effective Teacher Professional Development for the Implementation of Realistic Mathematics Education in Indonesia. Pada September 1992 Sutarto Hadi melanjutkan pendidikan di Program Pascasarjana UGM. Dimulai dengan Pra S2 selama setahun, selanjutnya setelah dinyatakan lulus langsung menempuh Program S2 Matematika hingga lulus pada Februari 1996. Setelah menyelesaikan S2 Matematika, saya mengabdi kembali di Unlam sembari menjadi dosen luar biasa di STKIP PGRI Banjarmasin dan STIEI Banjarmasin.

Pada tahun 1998 Saya melanjutkan pendidikan di Universitas Twente, Belanda. Selama satu tahun menyelesaikan  master (MSc) dalam bidang Educational and Training Systems Design. Selanjutnya, di universitas tersebut saya kembali menempuh S3 dalam bidang pendidikan matematika. Pada Desember 2002 Saya memperoleh gelar doktor dengan disertasi berjudul Effective Teacher Professional Development for the Implementation of Realistic Mathematics Education in Indonesia. Setelah menyelesaikan pendidikan S3, Saya bergiat di komunitas matematika antara lain aktif dalam Himpunan Matematika Indonesia atau IndoMS (The Indonesian Mathematical Society). Bahkan penemuan saya tentang mempelajari matematika dengan melihat local context menjadikan saya diundang jadi pembicara diamna-mana. 
 Gambar 3 : Prof. Sutarto Hadi, bersama rekan di Universitas nanyang, Singapura. doc Prof. Sutarto Hadi, sumber fb

Penulis :
Apakah Bapak juga punya minat besar dalam bidang training?

Prof. Sutarto :
Ya, saya senang sekali menyukai dan mengembangkan berbagai program training dan berminat dalam bidang pelatihan sehingga saya mengikuti berbagai pelatihan dan workshop di dalam dan luar negeri, antara lain: Counterpart Training on Lesson Study – JICA, Jepang, 12 – 26 Juni 2010. Program Academic Recharging (PAR) Dikti di University of Colorado, Boulder, Amerika Serikat, Oktober – Desember 2010.International Workshop on Higher Education Leadership and Management, Kerjasama USAID-HELM dan Kemdikbud, 20-25 Januari 2014, di Manila, Filipina.

Kepakaran Prof Sutarto sebagai Ahli Matematika bisa dilihat dalam perjalanannya berikut ini :

1.              Ketua Himpunan Matematika Indonesia (IndoMS) Kalimantan Selatan 2007 – 2009.
2.                     Anggota International Advisory Committee CoSMEd 2009 di SEAMEO RECSAM, Penang, Malaysia.
3.                     Panitia Pengarah Konferensi Nasional Pendidikan Matematika III (KNPM III), 23 – 25 Juli 2009 di UNIMED Medan.
4.                     Fellow ISDDE (International Society for Design and Development in Education)
5.                     Advisor Pengembangan SBI Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, 2010 – sekarang.
6.                     Anggota International Advisory Committee CoSMEd 2011 di SEAMEO RECSAM, Penang, Malaysia.
7.                     Regular Lecturer ICME-12 Seoul, 6 – 15 Juli 2012: “Mathematics education reform movement in Indonesia”
8.                     Anggota International Advisory Committee CoSMEd 2013 di SEAMEO RECSAM, Penang, Malaysia.
9.                     Anggota Komite Akademik 27th International Congress on School Effectiveness and Improvement (ICSEI-27), 2014, Yogyakarta
Profesor Sutarto hingga saat ini aktif memberikan workshop dan pelatihan kepada guru-guru sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan, seperti di SEAMEO QITEP in Mathematics di Yogyakarta, dan di SEAMEO RECSAM di Malaysia. Masih sering menulis opini di media massa, dan memberikan masukan kepada pemerintah tentang pendidikan dalam kedudukannya sebagai anggota Dewan Riset Daerah (DRD) dan anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan.

 Gambar 4 : Prof. Sutarto Hadi, dilantik sebagai wakil rektor Universitas Lambung Mangkurat bersama rekan doc Prof. Sutarto Hadi, sumber fb


Penulis :

Bagaimana Pengalaman  Bapak menjadi  seorang pendidik?

 

Prof. Sutarto :
Sebagai guru, Sutarto Hadi memiliki pengalaman yang lengkap, mengajar di semua jenjang pendidikan mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pada tahun awal kuliah di Prodi Pendidikan Matematika FKIP Unlam tahun 1985 Sutarto Hadi bertemu dengan Bp Mas’ud, Kepala SDN Beringin, tempat dia menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1979. Semasa kuliah, pernah mengajar MTs Kebun Bunga Banjarmasin. Pada saat bersamaan juga mengajar di SMA Pemuda dan SMA KORPRI Banjarmasin. Sempat menjadi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan di SMA KORPRI sebelum melanjutkan pendidikan S2 Matematika di UGM. Sutarto Hadi adalah mahasiswa penerima beasiswa TID (Tunjangan Ikatan Dinas) Depdikbud. Setelah wisuda pada tahun 1990 langsung mengabdi di Alma Mater FKIP Unlam. Ia mengajar, antara lain, mata kuliah Teori Bilangan, Kalkulus I dan II. Surat Keputusan (SK) CPNS sebagai dosen di FKIP Unlam ditetapkan sejak 1 Februari 1991.

Menjadi perwakilan Indonesia di ICMI (International Commission on Mathematical Instruction), 2004 hingga 2012. Hingga saat ini aktif terlibat dalam pengembangan dan implementasi Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), suatu gerakan untuk meningkatkan mutu dan karakter sumber daya manusia Indonesia melalui pembelajaran matematika.
Sutarto Hadi menjadi anggota Panitia Pengarah pada penyelenggaraan Konferensi Nasional Matematika (KNM) XIII, 2006 di Semarang, dan KNM XIV, 2008 di Palembang. Anggota Panitia Pengarah Konferensi Nasional Pendidikan Matematika (KNPM) III, 2009 di Medan.  Sejak 2007 menjadi anggota Panitia Pengarah Internasional (International Advisory Committee) pada Conference on Science and Mathematics Education(CoSMEd).
Ia juga dipercaya sebagai penyelia (reviewer) pada beberapa jurnal pendidikan di dalam dan luar negeri, seperti Edumat (terbitan P4TK Matematika, Yogyakarta) dan Journal of Science and Mathematics Education in Southeast Asia (terbitan SEAMEO RECSAM, Penang, Malaysia).
Menjadi pembicara dalam berbagai forum ilmiah nasional dan internasional. Pada Konferensi Nasional Matematika (KNM) 2004 di Bali, Sutarto diundang sebagai pembicara, dan pada kongres IndoMS di Bali itu juga ia diusung oleh para peserta yang berasal dari perguruan tinggi di luar Jawa menjadi salah satu kandidat Presiden IndoMS. Ia tidak terpilih sebagai Presiden IndoMS karena meminta kepada peserta kongres untuk memilih di antara dua kandidat lain, yiatu Prof Dr Sri Wahyuni (UGM) atau Prof Dr Edy Tri Baskoro (ITB). Sri Wahyuni akhirnya terpilih sebagai Presiden dan Edy Tri Baskoro sebagai Wakil Presiden, sementara ia sendiri dipercaya sebagai Perwakilan Indonesia di ICMI.

Peran Sutarto dalam pendidikan matematika diakui oleh komunitas internasional. Pada International Congress on Mathematical Instruction ke-12 (ICME-12) tahun 2012 di Seoul ia diminta memberi kuliah (regular lecture). Saat itu ia membawakan makalah berjudul Mathematics Education Reform Movement in Indonesia. Sebelumnya, pada EARCOME 4(East Asia Regional Conference on Mathematics Education), 2007 di Penang, Malaysia ia membawakan makalah, berdasarkan hasil penelitian tentang pengembangan dan implementasi PMRI di Indonesia, berjudul  Adapting European Curriculum Materials for Indonesian Schools: A Design of Learning Trajectory of Fraction for Elementary Education Mathematics. Makalah tersebut diminta untuk dipublikasikan pada ZDM: The International Journal on Mathematics Education, dan terbit pada tahun 2008, dengan judul Reforming Mathematics Learning in Indonesia Classrooms through RME, ditulis bersama Robert Sembiring (ITB) dan Maarten Dolk (Utrecht University, Belanda).

Sutarto juga aktif di The International Society for Design and Development in Education (ISDDE). Menyampaikan makalah di konferensi ISDDE di Oxford (2006) dan Cairn (2008). Karena peran dan kontribusinya dalam bidang tersebut, ISDDE mengangkat Sutarto Hadi sebagai Fellow of the Society.

Menjadi pembicara di International Congress on School Effectiveness and Improvement (ICSEI) ke-24 tahun 2010 di Kuala Lumpur. Pada saat itu diluncurkan buku “A decade of PMRI in Indonesia” yang di dalamnya Sutarto menyumbang 3 bab. Pada Konferensi ICSEI ke-25, 2011 di Siprus ia membawakan makalah berjudulThe impact of workshop to teachers’ competencies in innovation implementation.   Pada Konferensi ICSEI ke-27, 2014 di Yogyakarta, Sutarto menjadi pembicara pada dua sesi. Pertama bersama Prof Robert Sembiring menyampaikan Current Development of PMRI Movement, kedua menyampaikan makalah berjudulDeveloping Students’ Mathematical Literacy: PMRI Schools Revisited.

KARYA TULIS

1.    Sutarto Hadi (2012). Mathematics Education Reform Movement in Indonesia. Regular Lecture, ICME-12 Seoul, South Korea.
2.    Sutarto Hadi (2011). Developing the nation character through realistic mathematics education. Paper presented at International Seminar and The Fourth National Conference on Mathematics Education. Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Sutarto Hadi (2011). Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Beraksara Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Prosiding Seminar Nasional Kontribusi Matematika dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Undiksha, Singaraja.
4.    Sutarto Hadi, Sumartono, Adni Danaryanti, and Bustanil Arifin (2011). The impact of workshop to teachers’ competencies in innovation implementation. Proceeding 24th International Congress on School Effectiveness and Improvement (ICSEI-2011), January 04-07, Limassol-Cyprus.
5.  Sutarto Hadi, Zulkardi, & Hoogland, K. (2010). Quality assurance in PMRI. In R. Sembiring, K. Hoogland & M. Dolk (Eds.), A decade of PMRI in Indonesia. Bandung, Utrecht: APS International.
6.   Sutarto Hadi, Dolk, M. and Zonneveld, E. (2010). The role of key teachers in PMRI dissemination. In R. Sembiring, K. Hoogland & M. Dolk (Eds.), A decade of PMRI in Indonesia. Bandung, Utrecht: APS International.
7.    RK Sembiring, Sutarto Hadi, dan Maarten Dolk (2008). Reforming mathematics learning in Indonesian classroom through RME. ZDM: The International Journal on Mathematics Education, 40(6), 927-939
8.      Sutarto Hadi (2007). Adapting European Curriculum Materials for Indonesian Schools: A Design of Learning Trajectory of Fraction for Elementary Education Mathematics. Proc. EARCOME4, Universiti Sains Malaysia, Penang, Malaysia
9.   Sutarto Hadi dan Wiraatmaja I. Gt. Ng. (2007). Teacher Professional Development through Schools Cluster Meeting. Paper Presented at the Second International Conference on Science and Mathematics Education (CoSMEd), Penang , Malaysia.
10.Sutarto Hadi (2006). Analisis Hubungan Input Sekolah dengan Hasil Belajar Siswa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jurnal Kependidikan dan Kebudayaan Vidya Karya, Jilid 24, No. 2, Oktober 2006
11. Sutarto Hadi (2006). PMRI, Benih Pembelajaran Matematika yang Bermutu. Majalah PMRI, Vol. IV, No. 3, Oktober 2006
12.Sutarto Hadi (2006). Alur Pembelajaran Pecahan di Sekolah Dasar. Jurnal Pembelajaran, Vol. 29, Nomor 01, April 2006
13.  Sutarto Hadi (2006). Matematika Versi Kartun Calvin and Hobbes. Majalah PMRI, Edisi VIII, April 2006
14.Sutarto Hadi (2006). Pengembangan Materi Pembelajaran Pecahan Berdasarkan Pendekatan Realistik. Jurnal Kependidikan dan Kebudayaan Vidya Karya, Tahun XXIV, No. 1, April 2006
15.Sutarto Hadi (2006). Learning Trajectory of Fraction in Elementary Education Mathematics. Proc. of the 30th Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education (PME30), Prague: Charles University
16.  Sutarto Hadi (2005). The Framework for the Implementation of Realistic Mathematics Education in Indonesia. Proc. Int. Conf. on Applied Mathematics (ICAM05), Bandung: ITB
17.Sutarto Hadi (2005). Memahami Pecahan dengan Pendekatan Realistik. Makalah disampaikan pada Konferensi Nasional Pendidikan Matematika Pertama (KNPM-1), SBI Madania, Bogor, 9 – 11 April 2005
18.Sutarto Hadi (2005). Pendahuluan ke Pemahaman Pecahan. Buletin PMRI, Edisi VI, Februari 2005.
19. Sutarto Hadi (2004). Alat Peraga Murah dalam PMRI. Buletin PMRI, Edisi V, Oktober 2004
20.Sutarto Hadi (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Paradigma Baru Pembelajaran Matematika. Makalah disajikan pada Workshop KBK dan Paradigma Baru Pembelajaran Matematika, Yayasan Bina Banua Banjarmasin, 2 Oktober 2004
21.  Sutarto Hadi (2004). Didactical Framework of PMRI. Paper presented at Conference on Recent Progress in Mathematics Education – CRPME 2004, ITB, 6 – 8 September 2004
22.Sutarto Hadi (2004). Mempersiapkan Guru Mengajar Matematika Secara Efektif: Sebuah Pengalaman dari Proyek PMRI..Prosiding Konferensi Nasional Matematika XII Bali, 23 -27 Juli, 2004
23. Sutarto Hadi (2004). Kerangka Didaktik PMRI. Buletin PMRI, Edisi IV, April 2004
24.R. Soedjadi dan Sutarto Hadi (2004). PMRI dan KBK dalam Era Otonomi Pendidikan.Buletin PMRI, Edisi III, Januari 2004
25.  Sutarto Hadi (2003). Membimbing Siswa Memahami Konsep Peluang Melalui Soal-soal Kontekstual.Jurnal Kependidikan dan Kebudayaan Vidya Karya, Tahun XXI, Nomor 3
26. Sutarto Hadi dan A. Fauzan (2003). Mengapa PMRI? Buletin PMRI, Edisi I, Juni 2003
27.Sutarto Hadi (2003). Tinjauan Metodologi IndoMath Study. Jurnal Kependidikan, Nomor I, Tahun XXXIII, Mei 2003
28.  Sutarto Hadi, Tj. Plomp, dan Suryanto (2002). Introducing RME to Junior High School Mathematics Teachers in Indonesia. Proc. 2nd International Conference on the Teaching of Mathematics (ICTM2), John Wiley & Sons Inc.
29. Sutarto Hadi (2002). From American Context to Indonesian: Does it work? Paper presented at the 1stSeminar on Applied Mathematics, Faculty of Mathematical Science, University of Twente, the Netherlands).
30.Sutarto Hadi (2001). PMRI: Beberapa Catatan Sebelum Melangkah Lebih Jauh. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional RME di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
31.Sutarto Hadi (2001). Memperkenalkan RME kepada Guru SLTP di Yogyakarta. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional RME di Universitas Negeri Surabaya
32.  Sutarto Hadi (2000). Menjamin Mutu Pendidikan di Era Otonomi Daerah.  Orasi Ilmiah pada Wisuda ke-9 dan Dies Natalis ke-14 STKIP-PGRI Banjarmasin.
   sumber : http://unlam.ac.id

PENELITIAN

 

1.  Sutarto Hadi, dkk (2013). Studi Dampak Program PELITA (Lesson Study) di Kota Banjarbaru.
2. Sutarto Hadi, dkk. (2011). Pemetaan dan Analisis Kompetensi Siswa SMA Serta Alternatif Pemecahannya di Kabupaten Hulu Sungat Tengah dan Balangan Provinsi Kalimantan Selatan. Laporan Penelitian PPMP. Universitas Lambung Mangkurat.
3.    Sutarto Hadi, dkk. (2010). Survei Opini Publik Tentang Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Kota Banjarmasin. Dewan Riset Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
4. Sutarto Hadi, dkk. (2010). Penyusunan Analisis Indikator Kota Pendidikan Kota Banjarbaru Tahun 2010. Lemlit Unlam dan Bappeda Kota Banjarbaru.
5.   Sutarto Hadi, dkk. (2010). Perbandingan Literasi Matematika Siswa Sekolah Dasar yang Diajar dengan PMRI dan Diajar dengan Cara Konvensional. P4MRI Unlam.
6.  Sutarto Hadi, dkk (2009). Kemampuan Guru dalam Menerapkan PMRI di Sekolah Dasar. Penelitian Stranas Dikti, Jakarta.
7.   Sutarto Hadi, dkk (2005). Analisis Input – Output Pendidikan di Kab. HSS. BAPPEDA Kab. HSS
8.  Sutarto Hadi, dkk (2005). Potensi Pajak Warung Kaki Lima dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Banjarmasin. Program Magister Manajemen Unlam
9.   Sutarto Hadi, dkk (2005). Pengembangan Materi Pembelajaran Matematika Realistik untuk Mendukung Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Laporan Penelitian Tahun Ke-2 Hibah Bersaing Perguruan Tinggi (HB Lanjutan), Dikti
10.  Sutarto Hadi, dkk (2004). Persepsi Pelaksana Pendidikan terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. BAPPEDA Kab. HSS.
11.Sutarto Hadi, dkk (2004). Pengembangan Materi Pembelajaran Matematika Realistik untuk Mendukung Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Laporan Penelitian Tahun Pertama Hibah Bersaing Perguruan Tinggi (HB XII), Dikti
12.Sutarto Hadi (2002). Effective Teacher Professional Development for the Implementation of Realistic Mathematics Education in Indonesia. Doctoral Dissertation, University of Twente, the Netherlands
13.Sutarto Hadi (1999). In-service Education for Indonesian Mathematics Teachers: Supporting Teachers in Implementing Realistic Problem Solving (RPS) in Junior Secondary School Mathematics. Tesis M.Sc, University of Twente, the Netherlands
14.Sutarto Hadi (1998). Pembinaan Wanita Pekerja Seks Komersial di Kalimantan Selatan: Studi Implementasi Penutupan Lokalisasi Bagau. Ford Foundation dan PPK UGM
15. Sutarto Hadi (1997). Konsistensi Peringkat Siswa Diukur dengan Tes Objektif dan Tes Esai di SMA Kecamatan Banjar Utara. DPP-SPP FKIP Unlam
16.Sutarto Hadi (1998). Model Distribusi Inversi Gauss untuk Uji Hidup Dipercepat Tegangan Konstan. Peneliti Muda Dikti
17.Sutarto Hadi (1997). Prosedur Inferensi Distribusi Inversi Gauss untuk Data Tahan Hidup Tegangan Konstan dan Bertingkat. Penelitian OPF Unlam
18. Sutarto Hadi (1996). Model-model Uji Hidup Dipercepat Berdasarkan Distribusi Inversi Gauss. Tesis M.Si, UGM Yogyakarta
19. Sutarto Hadi (1992). Penerapan Matematika Ekonomi dalam Penetapan Harga Pokok Produk pada Perusahaan Bedak Dingin Mahdalena Banjarmasin. Penelitian Mandiri, FKIP Unlam Banjarmasin
20.Sutarto Hadi (1990). Studi tentang Pengajaran Matematika pada Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 1989. Skripsi S-1, FKIP Unlam Banjarmasin

ARTIKEL

1.         Kesederhanaan adalah Puncak Kecanggihan (Banjarmasin Post, Selasa, 17 September 2013).
2.         Guru Jadi Profesi Primadona (Banjarmasin Post, Senin, 15 Juli 2013)
3.         Zaman Beralih Musim Bertukar (Banjarmasin Post, Senin, 10 Juni 2013)
4.        Terjebak Perangkap Penghasilan Menengah (Banjarmasin Post, Kamis, 9 Mei 2013).
5.       Hidden Curriculum di Sekolah Kita (Banjarmasin Post, Rabu, 24 April 2013).
6.        Perlu Jaminan Kejujuran Mutu (Analisis UN Sebagai Syarat Masuk PTN) (Banjarmasin Post, Senin, 16 Januari 1012)
7.        FKIP Unlam dan Gagasan Pembubaran (Radar Banjarmasin, Rabu, 27 April 2005).
8.               Kriteria Rektor Unlam 2005 – 2009 (Radar Banjarmasin, Senin 29 November 2004).
9.               Berkarya untuk Pendidikan (Radar Banjarmasin, Jumat 17 September 2004).
10.          Unlam Perlu Kampus Bersatu (Radar Banjarmasin, Selasa, 16 Maret 2004).
11.          Renungan Hasil UAN Kalsel (Kita Kehilangan Kesempatan Mengetahui Realitas) (Radar Banjarmasin, Kamis, 10 Juli 2003).
12.          Mengefektifkan Peran Penelitian Perguruan Tinggi (Banjarmasin Post, 14 April 1997).
13.          Unlam Belum Kondusif Lahirkan Cendekiawan Terbaik (Banjarmasin Post, 6 Januari 1997).
14.          Matematika Itu Cantik (Banjarmasin Post, 9 Desember 1996).
15.          Pemberdayaan Kaum Wanita (Banjarmasin Post, 4 November 1996).
16.          Cuisine de Banjarmasin (Banjarmasin Post, 24 Oktober 1996).
17.          Mendorong Minat Baca Membangun Mentalitas Baru (Banjarmasin Post, 10 Oktober 1996).
18.          Materialisme dalam Dunia Pendidikan (Banjarmasin Post, 16 September 1996).
19.          Membina Generasi Baru Menyongsong Pasar Bebas (Surya, 2 Juli 1996).
20.          Soal Sekolah Unggul (Banjarmasin Post, 17 Juni 1996).
21.          Guru Besar di Unlam, antara Harapan dan Kenyataan (Banjarmasin Post, 1 Juni 1996).
22.          Mengukur Prestasi Siswa: Antara Tes Obyektif dan Esei (Banjarmasin Post, 20 Mei 1996).
Kisah Cinta Prof. Sutarto


Gambar 5 : Prof. Sutarto Hadi, bersama keluarga. doc Prof. Sutarto Hadi, sumber fb


Penulis :
Bagaimana awal mulanya Bapak mengenal ibu?

Prof. Sutarto :
Hehe, saya mengenal beliau selama masih kuliah, disaat usia 22 tahun usia saya, saya melamar bu Ermina (47) yang juga berprofesi sebagai guru di Madrasah Aliyah Negeri, dan di zaman itu orangtua saya sangat menjaga pergaulan saya, dan akhirnya kami sekarang sudah di karunia dua anak yang bernama Mizan Ikhlasur Rahman (23) dan Najmi Hidayatus Salam (13), keduanya mengenyam pendidikan psantren agar terbina iman, takwa dan akidahnya.

Penulis :
Bapak ingin dikenang sebagai apa?

Prof. Sutarto
Saya ingin dikenang sebagai guruUcapan tersebut hanya tiga kata, namun membuat saya terdiam lama. Namun membekas.

Pertemuan yang begiu singkat itu berakhir dengan kesan yang dalam. Cita-cita sederhana yang dibangun oleh Prof, Sutarto Hadi dengan penuh dedikasi dan keilmuan sejati semoga menghantarkan universitas lambung Mangkurat menjadi kampus yang berdaya saing secara local, nasional dan internasional. Hujan mulai berhenti dan alunan lagu penutup “Wonderful World” menutup pertemuan kami, saya jadi teringat satu puisi yang saya buat memaknai pertemuan kami dengan judul “ Dimana aku berhenti, Disitu Puncakku”. Mungkin puncak Prof Sutarto adalah pemimpin di universitas tempat dia mengabdi atau ada puncak lain yang akan dia daki lagi. Tuhan selalu punya rencana untuk setiap insane, kesetiaan dan cinta yang akan membawanya pada puncak itu.

Salam hangat untuk para leaders.



sumber : wawancara, 18 Mei 2015
data dari http://unlam.ac.id dan berbagai sumber