The Spirit

The spirit will comes after your will. I see, I hear, I write, I celebrate all moment with words...

waiting is inspiring

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

I love sharing positive mind and feeling

my life teach me to believe my inner strength

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday, April 26, 2016

My day in Ende, Sepotong Syurga di Timur Indonesia



My day in Ende, Sepotong Syurga di Timur Indonesia

 Gambar 1 : Pemandangan indah dengan gunung menjulang di bandara Ende doc.Edrida
Akhirnya di bulan April, saya berhasil mewujudkan dream list saya keliling daerah dan pulau di Indonesia yakni  berkunjung ke Provinsi Nusa Tenggara Timur. Wisata yang menjadi top list saya adalah Pulau Ende. Peswat Garuda membawa saya Ke Ende dengan penerbangan siang jam 12.00 waktu setempat, dan saat di Kupang cuaca begitu panas dan matahari begitu terik dan berkisar 34 derajat celcius dan tepat jam 14.00 wib saya mendarat di Ende dengan Soft landing dan disambut gerimis dan hujan, rasanya tanah  Ende menyambut saya dengan hikmat dan bersahaja.


               Gambar 2 : Penulis tiba di bandara Ende
                                            doc.Edrida

Bandara Ende sangat kecil dan tidak terlalu luas, namun  tampak ramai karena sudah menjadi destinasi wisata dan banya seklai turis datang untuk menyeberang ke pulau-pulau yang indah disekitarnya seperti maumere 

  
Gambar4 Bersama sahabat di Ende, Azizah, Zulkifli, Hamran  
doc.Edrida
                          
Ende yang terletak di flores tengah sangat indah menawan. Apalagi pantai nya yang landai disekitar tebing yang menjulang dan masih banyak pepohonan yang berada dipinggir jalan yang menambah teduh dan sejuknya mata memandang sepanjang perjalanan







Gambar 5 :   Rumah pengasingan Soekarno tampak depan

Saya kebetulan dijemput oleh para sahabat dan mereka menjadi pelengkap perjalanan saya menikamti matahari terbitdi Ende


Tidak terllau jauh dari Kota, sampailah saya di rumah pengasingan Soekarno


 Gambar 6 : Penulis didepan Situs Rumah Pengasingan           Bung Karno doc.Edrida

Beberapa peninggalan Presiden Soekarno terlihat di ruang utama dengan bebrapa photo beliau dan di kiri ruangan ada satu kamar depan, ruang istirahat Soekarno beserta istri beliau , Inggit dan ada juga ruang tamu kecil dengan hiasan porselin cina

     Gambar 7 : Photo Soekarno bersama istrinya Inggit terpajang di ruang depan

             
 Gambar 2 dan 3 : Ruang Tamu Soekarno yang sederhana terdiri dari dua kursi dan satu meja dengan satu piring porselin cina berwana putih kebiruan

           Gambar 8 : Surat cerai dan Pernikahan dan Surat Cerai dari Presiden Soekarno

 Gambar 9 : Halaman belakang ada Sumur yang masih bersih airnya dan dikirinya terdapat dua toilet duduk.

Halaman belakang rumah Soekarno cukup luas. Ada tempat duduk dari kayu dan juga buku hasil tulisan Soekarno yang terdapat di lemari belakang 

          Gambar  10 : Taman Halaman belakang cukup terawat

  Gambar 11 : Lemari kayu empat  sisi dengan koleksi buku-buku Soekarno berisi pemikiran beliau dan penulis juga memarkan hasil karyanya dengan kelompok blogger Kompasiana " Pancasila Rumah Kita"


  Gambar 12 : Rumah Pengasingan Soekarno tampak Depan

Rumah ini kini dirawat oleh Dinas Pariwitasa Kabupaten Ende  sebagai cagar budaya dan saksi sejarah bagaimana Presiden Soekarno tetap menjadi seorang visioner meski diasingkan di ujung timur Indonesia namun tetap berkarya

Jika ingin berkunjung, alamatnya berada di Jalan perwira tepat di pinggir jalan, bisa jadi destinasi sejarah bagi kita generasi muda

Wednesday, April 20, 2016

Kartini dari Indonesia Timur


                    Para Perempuan Penenun Amarasi  Barat doc Edrida Pulungan.



 Menjelang senja di Timur Indonesia
Matahari begitu hangat
Ada senyuman para perempuan-perempuan perkasa
Berjalan melewati hamparan tanah yang luas
Sabana yang indah dan matahari yang terik
Pohon-pohon pun mulai meranggas
Namun tidak jiwa mereka

Mereka tekun dan lincah
Bangun di pagi hari
Menjaga anak, memberi makan ternak dan menenun
Benang yang sudah dikeringkan dengan warna tanaman nila

Tak mungkin mereka hanya berdiam diri
Mengingat anak yang akan sekolah
Mereka perempuan penenun pun menjemput mimpi
dengan membawa bulir kapas-kapas putih
yang sudah dipetik dalam keranjang
untuk dibuat menjadi benang
Mereka terus berjalan beririringan
sambil bernayanyi bersama
dengan langkah yang ringan


Mereka perempuan di separuh usia
yang terus setia dengan jemarinya
duduk diberanda rumah mengikat benang
dan mnegikat harapan

Kemarin mereka menenun bersama
juga banyak anak-anak disana
yang ingin selalu berada disamping ibu mereka
Ada juga perempuan yang cukup usia
tak ada nonan-nona manis disana
Mungkin mereka berebut mencari kerja di kota
karena toh setiap orang berhak hidup layak sejahtera

Namun perempuan-perempuan di tanah air beta
Selalu punya kisahnya sendiri
Mereka tiada mengeluh
Mereka kuat dengan semangat yang utuh
Mereka berbuat semampu mereka
Meski banyak penghalang dan cibiran
Mereka adalah sosok perempuan
yang sejatinya ditakdirkan jadi ibu peradaban
dengan cinta dan cita-cita setia
Mereka hadir menjadi  perempuannya Indonesia
coba lihat dimanakah mereka berada



Taman Renungan Soekarno, Ende, 20 April 2016

Tuesday, April 5, 2016

Tenun Indonesia, Selembar Kain yang Berjiwa



    Gambar 1 : Pameran ragam kain tenun di Bentara Budaya, Jakarta  doc. Penulis

 Weaving is a clot with a soul.

Selembar kain yang berjiwa. Mungkin itulah makna yang tersirat dalam selembar kain tenun. Ada jiwa yang seolah hadir dalam selembar tenun. Karena tenun dihasilkan dari untaian doa, kesetiaan dan ketekunan serta mata dan hati yang selalu terjaga. Karena tenunan tidak selesai dalam sehari dua hari, namun bahkan berbulan-bulan dan bertahun-tahun.

Maka berbahagialah apabila bisa memakai selembar kain tenun Indonesia yang ditenun oleh tangan-tangan terampil yang setia diseluruh pelosok nusantara yakni negeri Indonesia yang kaya akan khazanah wastra berupa kain tradisional di nusantara dengan motif dan warna yang indah beragam.  
Kain tenun tradisional tercipta dari tangan-tangan terampil para permepuan penenun. merupan warisan budaya yang sangat berharga dan harus dijaga eksistensinya.  Karena dalam selembar tenun kita dapat melihat kekayaan warisan budaya, tidak saja dilihat dari segi teknik dan aneka corak serta jenis kain yang dibuat, tetapi secara mendalam dapat tersurat dan tersirat berbagai macam fungsi dan arti kain dalam kehidupan masyarakat, yang mencerminkan tentang kepercayaan, adat istiadat, cara berfikir, identitas dan jati diri suatu bangsa yang berbudaya.
            Gambar 2 : Ragam motif kain tenun di Bentara Budaya, Jakarta  doc. Penulis

Seperti diketahui pertenunan (pakaian) tradisional diperkirakan telah dimulai sejak masa Neolitikum (Prasejarah), dimana ditemukan bukti-bukti adanya temuan dari benda-benda prasejarah prehistoris yang umurnya lebih dari 3.000 tahun yang lalu. Bekas-bekas peninggalan pembuatan pakaian ini ditemukan pada situs Gilimanuk, Melolo, Sumba Timur, Gunung Wingko, Yogyakarta, dan lain-lain. Di daerah ini ditemukan teraan (cap) tenunan, alat untuk memintal, kereweng-kereweng bercap kain tenun dan bahan yang terlihat jelas adanya tenunan kain terbuat dari kapas.

Perkembangan tenun memiliki sejarah penting di Indonesia yang menunjukkan talenta dan kreatifitas para generasi terdahulu di nusantara. Kain tenun tradisional Indonesia  secara dominan banyak dipengaruhi oleh  negara India, Persia, Cina, Eropa Pada masa klasik, juga dipengaruhi oleh beberapa negara ASEAN seperti Vietnam, Myanmar, Thailand, Cambodia, juga ikut mempengaruhinya. Pengaruh-pengaruh tersebut selain tampak pada ornamen atau ukiran bangunan, candi, lukisan-lukisan kaca, nyanyian-nyanyian, dan sebagainya. Pengaruh Cina yang masih nampak jelas sampai saat ini adalah bentuk bangunan tersebut terlihat seperti pagoda Cina, baik dari bentuk, ekspresi hingga ukirannya. Pengaruh lain nampak juga pada kain seperti kain bermotif burung poenix. Penggambaran manusia bahkan binatang kera pada relief di candi-candi seperti Borobudur dan Prambanan (adegan Sugriwa-Subali) abad 8-9 digambarkan memakai pakaian. Bahkan seorang antropolog dalam bidang wastra, Mattiebelle Gittinger  penenun sumba mampu keluar dari pakem garis-garis pada lungsi di Indonesia

            Gambar 3 : Hasil Kerajinan Dompet dari Pengrajin tenun NTT di Bentara Budaya, Jakarta  doc. Penulis

Pada zaman prasejarah pakaian berfungsi sebagai pelindung badan dari panas dan dingin, serta gangguan serangga dan benda-benda tajam. Bahan yang digunakan masih sangat sederhana, seperti kulit kayu, kulit binatang, serat, daun-daunan, serta akar tumbuh-tumbuhan. Alat yang digunakan untuk membuat pakaian berupa alat pemukul dari bahan kayu atau batu, bentuknya persegi panjang dan terdapat beberapa garis di tengahnya.

Pembuatan pakaian dari kulit kayu memerlukan pengalaman dan pengetahuan, setelah dipilih jenis pohon keras dan mempunyai serat kayu yang panjang, selanjutnya pohon (kayu) dikuliti, kemudian serat kayu direndam air agar lunak. Dengan pemukul batu maka kulit kayu dibentuk menjadi kain. Sisa tradisi pembuatan kain semacam ini masih ditemukan di daerah Sulawesi Tengah yang disebut “Fuya” dan di Irian disebut “Capo”.

Dalam prasasti Jawa Kuno dapat ditemukan istilah-istilah yang memberikan gambaran tentang adanya pertenunan di masa lalu. Pada prasasti Karang Tengah berangka tahun 847 (kol. Mus Nas No D 27) terdapat tulisan “putih hlai 1 (satu) kalambi” artinya kain putih satu helai dan baju. Pada prasasti “Baru” tahun 1034 M disebut kata Pawdikan artinya pembatik atau penenun. Pada prasasti “Cane” tahun 1021 M dan prasasti dari Singosari tahun 929 M (kol. Mus Nas No 88) terdapat istilah “makapas” atau madagang kapas. Dalam cerita rakyat yang ada hubungannya dengan pertenunan adalah cerita Sang Kuriang, seorang tokoh penting dalam cerita itu yaitu Dayang Sumbi yang pekerjaannya sehari-hari adalah menenun. Pembuatan pakaian pada masa lalu dapat petunjuk pada relief “wanita sedang menenun” yang dipahatkan pada umpak batu abad 14 dari daerah Trowulan, sekarang tersimpan di Museum Trowulan, Jatim.

Teknik pembuatan tenun



              Gambar 3 : ATBM yang dipajang pada Pameran ragam kain tenun di Bentara Budaya,     Jakarta  doc. Penulis

Teknik pembuatan tenun dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu teknik dalam membuat kain (alat tenunnya) dan teknik membuat hiasan. Ada dua hal lagi yang sangat penting yaitu mempersiapkan pembuatan benang dan pembuatan zat warna.

Pembuatan benang secara tradisional dengan menggunakan pemberat yang diputar dengan jari tangan (Jawa: diplintir), pemberat tersebut berbentuk seperti gasing terbuat dari kayu atau terakota. Di Indonesia bagian barat (Sumatera, Jawa, Bali, Lombok) ada cara lain membuat benang dengan menggunakan “Antih,” alat ini terdiri dari sebuah roda lebar yang bisa diputar berikut pengaitnya (Jawa: ontel) untuk memutar roda tersebut. Bahan membuat benang selain kapas, kulit kayu, serat pisang, serat nanas, daun palem, dsb.
Pembuatan zat warna pada masa lalu terdiri dari dua warna biru dan merah. Warna biru didapatkan dari indigo atau Mirinda Citrifonela atau mengkudu. Selain itu ada pewarna dari tumbuhan lain seperti kesumba (sono keling).

Ada dua wilayah pembagian alat tenun, pertama alat tenun Indonesia bagian timur
Pertama, penenun duduk di atas tanah di luar rumah, di tempat teduh atau di lantai rumah, dengan mengaitkan salah satu alat tersebut pada tiang. Kedua, alat tenun Indonesia bagian barat (Jawa-Bali), di daerah ini terdapat alat tenun disebut “Cacak” yaitu dua buah tiang pendek yang diberi belahan untuk menempatkan papan guna menggulung benang yang akan ditenun, alat ini biasanya ditempatkan pada sebuah “amben” yaitu balai-balai terbuat dari bambu.

Goncangan di bidang produksi kain tradisional terjadi pada waktu adanya revolusi pembuatan kain tradisional pada sekitar tahun 1911, ketika pemerintah Hindia Belanda mengintrodusir Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Alat ini terbuat dari kayu, dimana digunakan torak-torak yang dihubungkan dengan tali, sehingga apabila salah satu alat tenun digerakkan, maka secara otomatis alat lainnya akan bergerak. Alat ini hanya dapat untuk membuat kain sederhana, seperti kain polos, lurik, ikat, dan sebagainya.
Pakaian selain sebagai pelindung tubuh, juga berfungsi sebagai keindahan atau estetika dengan melindungi bagian-bagian tertentu. Pakaian secara luas mempunyai arti dalam segi sosial dan ekonomi, sebagai benda yang dapat diperjualbelikan. Pakaian dipertukarkan untuk memperluas hubungan antar tempat, daerah maupun negara, memperluas hubungan perdagangan, mendatangkan keuntungan bagi seseorang atau kelompok, negara dan bangsa. Pakaian dapat menunjukkan atau melambangkan status atau kedudukan seseorang.

Tenun Ikat & Kain Tradisional lainnya
Tenun ikat adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik tenun di mana benang pakan, lungsi atau dua-duanya dicelup sebelum ditenun, benang-benang yang diikat tidak kena warna, sehingga setelah dilepas pengikatnya akan timbul pola-pola yang diinginkan. Kain ikat lungsi juga ada yang dikombinasikan dengan hiasan manik-manik.

Kain songket adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi, kadang-kadang dihiasi dengan manik-manik, kerang atau uang logam. Di Palembang kain songket ditenun dengan benang emas atau perak yang dikenal dengan nama Tenun Songket Palembang, kerajinan ini dimulai sejak zaman Sriwijaya. Beberapa abad yang lalu kerajinan ini merupakan kewajiban bagi para remaja menjelang mereka mulai berumah tangga. Kain ini dipakai untuk upacara adat, umumnya dipakai oleh kaum wanita dalam upacara perkawinan dan oleh para penari. Pada masa yang lalu sarung songket “Lepus” terbuat dari sutera dihiasi dengan benang emas, hanya dipakai oleh putri-putri raja dalam upacara kebesaran.

Kain lurik adalah cara membuat kain tenun dengan hiasan atau lajur garis membujur. Pada masyarakat Jawa terutama di daerah Probolinggo selendang lurik “Tulak watu” dipergunakan untuk upacara tujuh bulanan (Jawa: tingkeban/mitoni) serta untuk meruwat (ngruwat). Upacara tingkeban merupakan selamatan dilakukan oleh seorang wanita yang pertama kali hamil tujuh bulan, dengan dimandikan oleh seorang dukun. Dalam upacara wanita hamil tersebut sambil mengatakan: “Kalau laki-laki mudah-mudahan seperti Kumajaya dan kalau wanita hendaknya seperti Dewi Ratih.” Kain lurik bermotif tertentu mempunyai kekuatan magis yang dapat menghilangkan roh jahat, menyembuhkan penyakit, menghindarkan seseorang dari nasib jelek dan sebagainya.

Kain batik merupakan kain yang dibuat dengan teknik hias pada kain putih dengan memakai malam atau lilin. Teknik hias pada kain putih yang dilukis dengan canting atau cap kemudian direndam dalam bahan celupan warna. Teknik pembuatan batik pada mulanya menggunakan bahan ketan sebagai reist-dyed (malam) dalam proses pembatikan dan alat semacam pena sebagai cantingnya, batik ini disebut dengan batik “Simbul.” Perkembangan selanjutnya ditemukan malam lebab, lanceng sebagai pengganti bubur ketan, kemudian dikembangkan menjadi lilin batik dan alat canting tulis.

Seni batik diperkirakan telah ada di Indonesia sejak abad 12 M, pada masa itu orang telah menemukan bahan asli perwarna kain yaitu kulit mengkudu, kulit pohon tarum, kulit kayu dan sebagainya. Pada tahun 1815 ditemukan alat stempel berukiran pola-pola batik terbuat dari tembaga sebagai alat batik cap.
Hiasan pada kain adat mencerminkan unsur-unsur yang sangat erat hubungannya dengan kepercayaan, pemujaan kepada leluhur, pemujaan terhadap keagungan alam, serta dapat menunjukkan status sosial bagi pemakaiannya. Batik dengan hiasan sido mukti artinya semoga megah digunakan oleh pasangan temanten (pengantin), batik corak truntum dipakai oleh pasangan orang tuanya.

Setelah masuknya pengaruh dari negara-negara lain seperti India, Arab, Cina, Eropa tiap-tiap daerah mempunyai karakteristik tersendiri. Beberapa pusat batik di Jawa masing-masing mempunyai ciri khas, batik Pekalongan mempunyai warna cemerlang dengan motif dipengaruhi kebudayaan Cina dan Eropa. Batik Jogja dan Solo kebanyakan berwarna sogan coklat.

Kain jumputan atau kain pelangi merupakan kain dengan teknik hias dengan cara mengikat kain pada waktu akan dicelup ke dalam celupan warna, kemudian setelah selesai dibuka pada bagian-bagian yang diikat membentuk lingkaran-lingkaran atau bunga-bunga. Di daerah Solo dan Jogja kain jumputan dipakai untuk selendang, kemben, ikat kepala dan ikat pinggang.

Tenun Untuk Kehidupan

Tenun Nusantra

Perjalanan kain tenun sebagai kain tradisional di Indonesia sangat beragam dan digunakan di berbagai pelosok nusantara sebagai pakaian sehari-hari, acara adat, pernikahan hingga kematian. Misalnya kain ikat ganda disebut juga kain Gringgsing di Bali selain dianggap mempunyai kekuatan untuk dapat menyembuhkan penyakit, juga dipakai untuk upacara potong gigi seorang gadis. Kain rongkong di Toraja dan kain hinggi di Sumba digunakan untuk upacara kematian. Ragam hias tenun di daerah Pandai Sikek bersumber dari alam lingkungan sesuai dengan ungkapan “alam terkambang jadikan guru,” misalnya bentuk tumpal disebut pucuak rabuang, bentuk pilin ganda disebut itik pulang patang.
 
Di daerah Batak  dari seseorang dalam kandungan hingga wafat. Tenun menjadi saksi karena tenun ulos dipakai pada momen kelahiran, pernikahan hingga kematian, bahkan seorang yang hamil menerima ulos ni Tondi dari orangtuanya untuk diselendangkan di bahunya, melambangkan pemindahan kekuatan dari orang tuanya kepada anaknya. Sedangkan di Kalimantan kain adat bermotif naga, burung atau abstraksi dipakai dalam upacara menanam tanaman agar hasilnya berlimpah ruah. Dan d Lampung pada upacara pengangkatan kepala adat dan upacara daur hidup digantungkan kain kapal, sebagai lambang perjalanan hidup manusia dari lahir sampai meninggal, seperti kapal yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain.

Kain tradisional juga digunakan sebagai perlengkapan perkawinan atau “antaran” dari rumah laki-laki ke rumah wanita. Di daerah Bali kain songket lamak digantungkan di pura dan dipakai untuk upacara Galungan.Sampai saat ini kain tradisional terus digali dan dikembangkan, misalnya dengan cara membuat tenun adat untuk keperluan upacara adat atau upacara resmi. Lebih membahagiakan lagi bahwa perancang mode saat ini banyak menggunakan kain-kain tradisional untuk peragaan busana mereka, baik di dalam maupun di luar negeri. 

Akhir-akhir banyak kegiatang yang mengkampanyekan tenun. Salah satunya adalah ” ”Weaving For Life” yang bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Baik dari segi ekonomi maupun sosial. Mengembangkan potensi tenun, dan memperluas jaringan kerja budaya adalah merupakan satu upaya dalam pengembangan ekonomi kreatif.


Referensi berbagai sumber

Judi Achjdi dan Bennt Gratha,  Wastra Sumba : Wrisan Dunia dari Indonesia
Boenga, Sejarah Kain Tenun Indonesia
www.kompas.com

Sunday, April 3, 2016

Urban

 Hari Pertama Kerja

Muna masuk keruangan 3 X 10 Meter. Ada beberapa staf duduk disana.Beberapa rak file tersusun rapi dan ada beberapa meja kosong dan tentu banyak orang yang sedang bekerja di depan layar monitor komputer. Muna memandangi wajah-wajah mereka satu persatu. Wajah yang jauh dari wajah-wajah  ramah. Apa yang Muna lihat adalah wajah-wajah dingin dan tatapan tajam. Seolah seperti monster yang mau mencari wangsa. Selamat datang di kantor baru. Begitulah suara batin Muna. Dia kini berada di Kantor yang diperuntukkan untuk orang-orang hebat yang lolos seleksi. Teapatnya berada di lantai 22, dan pada hari ini kedepan Muna merasa hidupnya tertawan. Bekerja sebagai seorang staf Badan Usaha Milik Negara. Didepannya seorang perempuan bernama selly adalah pimpinan di ruangannya. Penampilannya modis dan berkaca mata dan tadi sebelum finger print dia sempat melihat perempuan itu merokok dan sarapan bersama staf yang lain. Oh Tuhan Muna tak bisa membayangkan akan seperti apa nasibnya kedepan. Dia merasa lebih senang jika bisa kembali ke kampung halamannay dan mengembangkan usaha kerajinan tenun Bapaknya. Namun ibunya berpesan sayang sekali kalau sudah kuliah tinggi-tinggi tidak bekerja di kantoran

Lamunan Muna terhenti, Seorang staf bernama Elin ada didepannya.

"Muna, ada rapat, kamu harus siapkan notulensi "
" baik Bu"
" itu recordingnya, jangan sampai lupa dibawa"
" Baik Bu"

Rapat berlangsung lama, dengan cekatan Muna mendegarkan semua bahan persidangan dan mencoba menulis kembali dengan konsentrasi. Hatinya menangis di dalam, andai saja dia mengambil tawaran beasiswa, maka setiap sisi kehidupannya tak akan terjebak dalam ruangan ini.

Hari pertama tidak menyenangkan. Sungguh.Namun Mampukah Muna bertahan dalam lingkungan Birokrasi.

Ada tugas menghubungi KBRI untuk pengiriman staf. Akhirnya Muna menelpon hingga jam 2 Pagi tanpa istirahat, Dinginnnya AC yang tepat di atas kepalanya membuat kepalanya pusing sekali. Nmaun di abertahan demi senyuman ibu yang bangga sekali melihat puterinya bekerja sebagai staf BUMN.

Seorang perempuan bernama Lita. Terlihat masih sebayanya. Saat dia mendengar informasi dari rekan-rekan yang lain dia adalah famili dari Direktur, Jadi harus bisa memaklumi sikapnya yang semaunya. Cukup sinis. wah luar biasa kantor ini, Pikir Muna dalam hati

Dia masih terbayang tekanan yang pernah dia rasakan.Seperti ketika dia berada dalam ruang kampus dengan banyak beban yang di hadapinya. Tugas kampus dan juga tugas kantor, dimanapun tak ada ruang damai baginya.Setiap pekan dia menghabiskan waktu di toko buku tak jauh dari kost nya. Tempat yang sunyi dengan banyak bahan bacaan ajaib, buku-buku terbaru, majalah dan tabloid terbaru berhasil dilahapnya. Dan disanalah ia mengenal Rizki. Satpam toko buku yang berkulit hitam manis dan senang memperhatikannya, saat dia membaca di sudut rak toko buku Angsana. Sepertinya hidup  Muna berubah dan mulai punya banyak kawan, namun Rizki memang sosok yang selalu ingin maju. Setiap orang yang datang ke ibukota selalu inginkan satu hal. Sukses dan Itukah yang harus Muna Kejar.

Friday, April 1, 2016

Jodoh Muna




  Jodoh Muna


1 Des

Besar harapanku kita akan bersanding di hari bahagia kita nanti.
Tiada penyesalanku saat mengikuti sidang cerai tadi, namun aku merasa bijaksana telah melewati semua ini

Sidang panggilan kedua 8 desember 2015

Saya mencintai kesederhanaannya, semangat hidupnya, kebijaksanaannyam dan keberaniannya namu n penuh kasih, berjiwa pemimpin namun mendukung, Saya mencintainya
 22 des

Jika kebahagiaan itu indah, maka perjalanan memperjuangkannya akan indah

30 Des

Ya Allah , semoga kelak suami, anak-anakku bisa hadir kr Istana Negara bersama dalam acara kenegaraan atau pelantikan jabatan dan amanah itu dimudahkan untikku

2 Nov
Setiap Perjalanan kesendirian akan meneguhkan pijakan selama kita bermesra dengan Tuhan, menyemai  benih keyakinan, Bismillah


9 september
Kenapalah  aku baru mengenal dirimu sekarang Muna. Kenapa tak dari dulu. Dengan posisiku yang teramat suram ini, malu, sedih, luka dan hina. Aku punya keyakinan sendiri orang akan jauh dariku. Tapi kepadamu aku yakin Muna. Engkau tak jauh lagi dariku, karena ada dlam hatiku

15 September

Istirahat dan rilekslah  Muna, itu sangat dibutuhkan buat wanita sepertimu, kasihan kamu sibuk melulu Muna, waktu selalu kurang dan dikejar kesibukan yang padat. Coba sesekali santai dan menepi dari kesibukan yang tak ada ujungnya.

28 September

Bernagkat ke Padang

Aku tak pernah berpikir dulu. Aku tak akan lagi punya impianku. Tapi impian itu bangun sekejap hadir dihatiku, sejak bertemu engkau Muna. Bersamamu aku tertatih dan engkau mendewasakanku

Lim
Kangen banget sayang. Aku kangen padamu Muna
Muna kekasihku, Engkau ibarat matahari yang memberiku terang di kegelapan kehidupanku. Setiamu saying kuharapkan untuk dunia akhirat. Aku tak memiliki harta, kamulah hartaku yang paling berharga. Berobu penghalang kita jalani, asal kita seiring sehat. Seperti sucinya air zam zam yang megalir tanpa hentio dari abad kea bad.


Akhirnya aku menyerah, ini tahun kelima aku tinggal dan menetap di kota kecil Turki. Tiada sahabat dan


Lim

4 Pebruari
Aku ingin halalkan hubungan kita ini, biar semua baik, jujur aku menyayangimu Muna. Aku ingin menyatukan buat teman hatiku sendiri pada seseorang yang menyayangiku dan kusayangi

Maafkan aku Muna, diriku tak sempurna untukmu, teramat banyak kekuranganku dari kelebihan yang engkau punya, Muna.. aku belum bisa memberikanmu kesenangan. Tapi jika kebahagiaan yang engkau inginkan dariku, maka InsyaAllah aku ingin wujudkan dalam perjalanan kita menuju masa depan

Aku bangga mengenal dan bersamamu Muna. Perempuan baik dan sederhana sepertimu telah hadir dalam hidupku. Ku syukuri ini semua. Tapi akankah engkau bisa kuat bersamaku Muna. Kau harus percaya itu, dan tetap semangat jalani semua ini saying.

Seribu Senyuman Untuk Satu Hati






                                          doc. Simian Line Community

Puisi-Puisi Edrida Pulungan

Seribu Senyuman Untuk Satu Hati

Senyum itu
Senyum simpul
yang selalu membuat hati teduh
Di rinai hujan
Di keramaian
Di hatiku yang masih perawan
Senyumanmu itu indah bagiku
Membuka hari tanpa beban
Karena hati telah tertawan

Aku perempuanmu
Setia mencinta
Kita arungi rasa dan asa
Dalam tahun menahun
Dan pelukan setelah senja


Jika aku mampu merengkuh hatimu
Apakah semua akan menjadi nyata
Dan seribu senyuman itu
Akan terus milikku
Karena seribu senyummu untukku
Untuk satu hati yang telah berpenghuni

Senayan, 1 April 2016


Rindu yang Teduh

Rasa itu terikat bagai simpul putih
Kuat, erat dan suci
Itu kemarin
Kemarin yang indah
Saat hariku-hariku begitu sakral
Dalam pertemuan yang tak terduga
Kisah kita akan terkenang
Terhampar bagai cerita
Dalam selembar wastra yang indah
Yang ditenun dengan cinta





Seperti kisah pangeran busiman
menjemput sang puteri di istana
yang begitu Bahagia menyambut pagi
dengan menunggang kuda
Rindu yang teduh
Rasa hati kian berlabuh
Namun itu kemarin
Kini hari berganti
Apakah rasamu juga
Kembalikan padaku rindu yang teduh




Bukan Manusia Bodoh

Memang dia memilih yang lain
Bukan engkau yang menantinya
Namun engkau bukanlah manusia bodoh
Engkau dapatkan lagi hatimu yang terluka
Dan pulihkan ia dengan seribu kisah cinta bahagia
Dengan sepasang sayap yang patah
Yang akhirnya akan pulih
Dan terbanglah
Terbanglah jauh
Menjemput mimpimu kembali

Hati Berpenghuni

Jika langkah ini salah
Apakah yang harus disesali
Jika hati itu sebelumnya berpenghuni
Dan terluka
Lalu mendatangimu
Dan kau sambut dengan cinta
Sungguh tulus hatimu

Namun apa dikata
Dia insan seribu wajah
Dengan topeng kepalsuan
Pergi setelah pulihnya

Maka lepaslah ia
Untuk yang lain
Kau bukanlah peri baik hati
Yang terlupa dan terluka
Berkali-kali oleh mereka
Singgah dan pergi semaunya

Biarkan hatimu diketuk
Oleh kesungguhan
Bukan kesemuan

Depok, 22 September 2015


Palung Hati

Mungkin palung hatimu terlalu dalam
Begitu dalam penuh kegelapan
Tiada yang mampu selami
Hingga ombak menghantarkannya
Ke bibir pantai

Lalu engkaupun tahu betapa indahnya
Kepasrahan
Setelah engkau buramkan kenangan
Dan menatap masa depan



Tidung, 2014