Thursday, August 18, 2016

Puisi-Puisi Tema Kemenangan



Sang Jawara

Citius, Altius, Fortius
Inilah mantra terpuja
Mantra sakti madraguna

Akulah yang tercepat,
Akulah yang tertinggi dan
Akulah yang terkuat
Kutaklukan Rahwana dalam satu kedipan mata
Kupegang janji kesetiaan pada kemenangan yang nyata

Saat mentari menyapa aku bangun dalam afirmasi cinta
Aku terjaga ku seberangi ibukota Jakarta
yang ditumbuhi gedung mencakar ke angkasa
Aku  harimau muda dari Sumatera
Berlari menuju kekuasaan dan singgasana

Hahaha hahaha
Kemarin sudah kulahap dua menu utama
dari kampus  tersohor, termahal dan ternama
Demi gelar terbuka yang melekat saat aku disapa
Sang Doktor muda Humaniora
dan tentu saja tahta menunggu dalam lingkar kuasa

Kutangkapi betina- betina cantik rupa
Ku bangun citra di media
Aku sang jawara
Dalam kuasa, tahta dan  cinta para betina

Lakon Cinta

Ada engkau sang arjuna
dan juga tiga dewi-dewi di istana
Sang Ratu telah lama pergi meninggalkanmu dalam luka
Istana menjadi sunyi tanpa hadirnya ia
Kelembutan sang ratu abadi
Namun perselingkuhan sang raja membuat ia pergi

Dalam duka dan harga diri yang entah kemana
Sang Raja menebar pesona
Hingga dewi dewi cantik pesona hadir dalam rayu
Puji dan puja mengalir dalam aksara bagai semilir angin
Terlihat indah dewi Rahmana
Seorang perempuan cerdas bersahaja dari kerajaan Mayapada
Membantu sang raja dari duka lalu bangkit berdiri dan bijaksana

Lalu sang Raja merasa bangga dan mencari dewi lainnya
Dewi Rahmana dijanjikan menikah dengan cinta istimewa
Dan cincin melingkar di jari manisnya
Namun sang raja masih bergerilya
Hingga bersualah ia dengan dewi tungga yang dicerai suaminya
Namun mereka bermain rasa dalam malam-malam bercahaya redup

Bukanlah seorang raja jika tak bisa meluluhkan hati dewi lainnya
Didapatinya lagi perempuan bening, cantik dan rupawan
dan hadir dewi Rasmi yang ceria
Lalu semua menjadi indah berbunga bagi sang raja
Dijanjikan serius dalam cinta

Sepandai raja menyimpan lakon cinta
Tercium oleh Dewi  Rahmana, Tungga dan Rasmi
Tungga mengirim surat cinta dan rindu ke istana
Yang terbaca tanpa sengaja oleh dewi Rahmana
Hingga dia engirim surat balasan akan kisah cintanya dengan sang Raja
Lalu Tungga merasa tertipu dan kecewa mengirimkan bukti perselingkuhan raja
Dengan dewi Rasmi Janda beranak tiga
Lalu peranglah semua
Raja murka terbongkar aibnya
Tungga dan rasmi diputus karena riuhnya
Tinggalah Rahmana yang cerdas dengan cincin di jari manisnya
Kecerdasan sejati membawanya pada kisah cinta abadi
Karena perempuan adalah cawan suci jika dia menjaga kesuciannya
Maka menanglah ia dari lakon cinta dari sang raja playboy kapak

18 Agustus 2016, Senayan


Vini, Vidi, Vici

Saya telah datang
Saya telah lihat
Saya telah menang

Menaklukkan hatimu yang kering sayang
Engkau kira aku akan kering kerontang
Dengan jubah kesepian yang kau kirimkan
Melalui aksara yang terputus diujung jurang
Juga sekarung kenangan yang kau suruh kubawa pulang

Sayang aku bukan perempuan jalang
yang kau pinta cinta birahi dan sayang selepas petang
Lalu menghilang di semak ilalalang
Aku kekasih terbaikmu yang memilih berjuang
Mengemas hatiku kembali dan mencari jalan pulang
Jalan kehormatan dalam bertemunya kesetiaan di janji pernikahan

Padang, 22 Juli 2016

Mengecup Ramadhan

Aku lihat bulan keemasan tiba
Bulan yang mengirimkan cinta
Juga cahaya keperakan kala sinarnya menerpa
Bulan Ramadhan tiba duhai arjuna
Kuingin cintaku hadir sudah
Dan untukMu  selalu kumohon jalan yang mudah
Dalam ridho yang sempurna tanpa

Aku kehilangan cinta di bulan RamadhanMu
Aku kehilangan waktu yang tergenggam bersamanya
Untuk menyatu dalam singgasana berdua

Aku ingin mengutuk semua skenarioMu
Namun yang ada adalah sisa airmata
dan mengemas hati yang porak poranda
dan berbenah jiwa dari matinya rasa

Akupun mengecup Ramdhan di minggu terakhir
Berharap kisah cinta abadi takkan berakhir
Ternyata kutemui damai di jiwa
Dalam ikhlas yang sempurna
Padamu jua doa munjat tercurah
Jadikan aku pemenang tunggal
dalam predikat hamba berhati pasrah

Depok, 24 Juli 2016

Lamaran Tiba
Selepas azan magrib
Kumenantimu di tangga Masjid kota
Karena malam ini engkau akan menjemput serta
Membawaku bertemu ayahanda dan ibunda
Lamaran akan tiba selepas idul adha
Pesta dengan sambutan sholawatan
Dan tepung tawar dalam penyambutan
Semua menari-nari indah di depan mataku
Menanti sang waktu tiba
Akulah pemenang hatimu memindai cinta
Bukankah sekian banyak wanita telah ada
Memberikan warna-warni  rasa yang telah sirna
dan ilusi saja bak fatamorgana

Masjid Al Abror, 25 Juli 2016


 Puisi ini diikutkan dalam lomba  cipta puisi cakrawala

0 comments:

Post a Comment