Tuesday, May 24, 2016

[Unlimited8] Impianku membangun perpustakaan Anak-anak di Pulau-PUlau Indonesia



             Gambar 1 : Penulis bersama anak-anak suku Bajo, doc. edrida

Coba kau petik satu bintang
bintang yang ada di langit malam
dan biarkan sinarnya terangi jiwamu
dan peluklah sinar itu
bagaikan impian yang tak akan pernah kau lepas

( Puisi petik impian mu di langit ketujuh)

Puisi diatas adalah inspirasi tak pernah berbatas untukku. Puisi yang mengantarkan semangat dan bara di jiwa untuk terus berjuang meraih mimpi.Itulah yang saya rasakan sekarang ketika ingin mewujudkan impian untuk mewujudkan impian membangun perpustakaan untuk anak-anak di pulau. Sejak pernah menginjakkan kaki di gugusan pulau Takabonerate, Sulawesi Selatan. Saya bertemu banyak anak Suku Bajo. Mereka berhamburan ke pantai saat melihat saya dan rekan-rekan relawan datang membawa buku-buku berupa buku tulis dan buku bacaan untuk mereka.

Matahari begitu terik dan hangat, saat menyambut kami, Namun rasa hati begitu bahagia. Anak-anak berkaos bola dengan nomor punggung di dada dan dibelangnya, semua tersenyum dan berlari bertelanjang kaki. Lalu kami berikan buku satu persatu, dan mereka langsung mengangkat bukunya keatas. kami bagi mereka dalam beberapa kelompok. menyuruh mereka menulis dan menggambar. kemudian kami suruh mereka menulis cita-cita mereka.

Seirang anak perempuan mengatakan , saya ingin jadi guru kak saya terdiam dan terharu mendengarnya. Mereka anak-anak di pulau yang jauh dari pusat kota dan sekolah, masih bermimpi menjadi guru dan bagian pencetak generasi cerdas dan calon pemimpin bangsa ini., sungguh saya berdoa semoga kelak cita-citanya tercapai. Ada lagi anak yang lain ingin jadi bidan, polisi, bakan ada yang ingin jadi Presiden.

Semua impian mereka tak terbatas. Namun setelah menikmati sekolah dari TK hingga 4 universitas negeri dan swasta di negeri tercinta, tiba-tiba ada keinginan saya kelak bisa membangun perputakaan untuk anakk-anak, sebagai tempat mereka belajar dan bermain, serta memetik bintang mereka kelak, di langit biru dengan impian yang tak terbatas.

saya jadi teringat dengan kata-kata Ki Hajar Dwantara Pahlawan Pendidikan Indonesia, setiap orang adalah guru, selama kita mau berbagi ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan kebaikan untuk orang lain. Kelak saya ingin menjadi guru bagi anak-anak Indonesia, anak-anak saya, masyarakat dan bangsa. Dalam waktu dekat saya akan menyelesaikan S2 kedua saya di Universitas Indonesia, dan impian itu akan semakin nyata dengan memaknai pembangunan sosial sejati adalh membangun generasi bangsa, membangun semangat yang tak terbatas #unlimited8

Setahun yang lalu saya juga terinspirasi dengan mengabadikan photo anak-anak pulau yang memegang buku dan menjadi pemenang dalam kumpulan buku " Impian Indonesia di bidang pendidikan dan akhirnya photo tersebut juga di jadikan bahan kampanye LSM Plan Indonesia dan gerakan Indonesia Mendidik. Saya senang jika perjalanan hidup saya di dalam dunia Pendidikan meskipun dalam kontribusi kecil namun nyata.

Lentera Pustaka Indonesia peduli Anak Indonesia

Lentera pustaka Indonesia adalah Taman baca sederhana berisi buku-buku anak yang saya koleksi sejak menjadi mahasiswa di Medan, buku itu dipergunakan oleh anak-anak TK di samping tempat saya tinggal, kemudian dipinjamkan lagi ke TK lainnya, karena kebanyakan buku tersebut saya beli dengan uang sendiri saat bekerja internship di Group Training Northern Territory Australia dan beberapa dari sumbangan konsulat India di Medan, setelah hijrah ke Jakarta saya menyumbangkan 4 box buku di panti asuhan muslimin, Kramat, jakarta Pusat dan sekarang meneglola relawan dan komunitasnya di Depok. Serta  mendapat perhatian dari pusat informasi dan data Kedutaan Amerika yang dengan senang hati mengirimkan beberapa koleksinya kepada Lentera Pustaka Indonesia. Sekarang Lentera Pustaka Indonesia menjadi komunitas pecinta buku, literasi dan sastra yanfg mengahsilkan penulis, relawan dan duta baca.

Karya pertama lentera Pustaka Indonesia adalah menerbitkan buku " Sepucuk Rindu untuk Aisyah yang Setia" yang berhasil menerbitkan kumpulan puisi dan cerpen untuk aisyah anak jalanan berusia 8 tahun di Medan, semua penjualan buku diberikan untuk Aisyah dan kado ulang tahunnya pada tahun 2014, kemudian seorang pengusaha yang mengenal aisyah dan membaca profilnya juga menghadiahkan rumah sebagai tempat tinggal Aisyah dan ayahnya yang sakit-sakitan. Ternyata buku juga punya efek sosial membuka banyak pintu kebaikan dalam memberikan solusi dalam permasalahan sosial disekitar kita.

  
        Gambar 2 : Buku "Sepucuk Rindu Untuk Aisyah Yang Setia" kolaborasi Lentera Pustaka Indonesia dengan penulis dan blogger Kompasiana, doc. edrida

Impian sederhana adalah melihat senyum anak-anak Indonesia dan terinspirasi dari pengalaman masa kecil saya yang dihadiahi buku bacaan bekas oleh ayah saya saat ulang tahun dan diajarkan membaca sejak kecil, semoga impian anak Indonesia tidak terbatas

salam inspirasi dari seorang puteri daerah dari kota kecil diatas kaki bukit #unlimited8

salam literasi





0 comments:

Post a Comment