Tuesday, December 27, 2016
Antologi Puisi Penyair Serumpun Indonesia-Singapura
Sesuai dengan undangan menulis dari penulis Novel produktif dan terkenal Anie Din di Facebook seperti ini, lugas, tegas dan meriah.
Dan buku saya ini akan di launching di Perpustakaan nasional Singapura di Jalan Victoria pada tanggal 11 Maret 2016. Semoga dapat sponsor dan bisa membanggakan kantor tempat saya bekerja
Aslmkmwrwb dan salam sejahtera semua teman FB
Anie Din akan mencipta sejarah
Dengan mengadakan sidang PBB, insya-Allah
di Singapura pada 11 March 2017
Sesiapa yang sokong, sila nyatakan nama di kotak komen.
Terima kasih.
Hanya 30 perserta dari luar Singapura sahaja yang diberi peluang.
Warga FB yang ingin ikut acara yang disebut di bawah
Dimaklumkan bahawa
Makan minum semasa acara disediakan seadanya
TETAPI
tiada penginapan disediakan.
Sesiapa yang mahu menginap di resort harus membayar $100.00 (i juta Rupiah) seorang untuk dua malam atau sewa sendiri hotel kegemaran.
(Singapore kota kelima termahal di dunia - harap maklum.
Di Indonesia kamar 300 ribu = $180.00 = 6 kali lipat.)
Acara ini bukan dibuat oleh badan atau komunitas
Perlu diingatkan perseorangan tidak boleh mohon dana
Memungut yuran juga dilarang pemerintah
Acara ini dibuat oleh Anie Din
Semata-mata untuk berkumpul demi silaturrahmi
Dalam kelompok penulis/penyair yang boleh seiya sekata
Yang sedia memelihara kebaikan pertemanan dalam berkarya.
Sesiapa sahaja boleh ikut serta dengan syarat
Ada buku baru yang hendak dilancarkan.
Alumni Tanah Merah mesti hantar karya untuk buku
'MENGHIMBAU KENANGAN @ TANAH MERAH
Dan yang bukan alumni
Sila kirim 5 puisi bebas tema dan biodata ringkas untuk buku
BEBAS MELATA yang ke9
Ke emal
dbonda@gmail.com
Sebelum 5 Januari 2017
Yang mahu ikut mesti bawa minimun 12 buku untuk ditukar dengan peserta lain. Tiada siaa yang datang dengan tangan kosong.
Pulang berisi.
Harap maklum.
Terima kasih.
(Pengumuman akan dikemaskini setiap masa)
19/12/16, TPY
RAMAH-MESRA PENYAIR SERUMPUN
DI NEGARA BERBILANG KAUM II
PELANCARAN (PELUNCURAN) BERSAMA
BUKU PUISI, CERPEN, NOVEL dsb
Singapura
11 March 2017
9.00 pagi - 12.30 tengah hari
Di Perpustakaan Negara Singapura
Victoria Street
Bengkel Penulisan
&
Memperkenalkan segala gendang
sambil berdendang
3.00 - 6.00 petang
Di pantai Tanah Merah
Changi Coast Walk
Zikir, puisi, pantun, gurindam
Sambil BBQ
7.30 hingga mengantuk
Banglow 21 &22 Safra Resort
Changi Coast Walk
DENDANG DI RANTAU II
Dari pagi hingga petang
12 March 2017
Tampines Primaty School Street 12
Santai Malam Bersama
Di Banglow 21 & 22
Safra Resort
(Ini baru lakaran awal. Namun sudah terasa suntuk.
Mohon bantuan teman dan anak-anak puisi)
dialu-alukan sumbangan wang untuk biaya cetak buku.
19/12/16, Toa Payoh
27/12/16, TPY
Warga FB yang ingin ikut acara yang disebut di bawah
Dimaklumkan bahawa
Makan minum semasa acara disediakan seadanya
TETAPI
tiada penginapan disediakan.
Sesiapa yang mahu menginap di resort harus membayar $100.00 (i juta Rupiah) seorang untuk dua malam atau sewa sendiri hotel kegemaran.
(Singapore kota kelima termahal di dunia - harap maklum.
Di Indonesia kamar 300 ribu = $180.00 = 6 kali lipat.)
Acara ini bukan dibuat oleh badan atau komunitas
Perlu diingatkan perseorangan tidak boleh mohon dana
Memungut yuran juga dilarang pemerintah
Acara ini dibuat oleh Anie Din
Semata-mata untuk berkumpul demi silaturrahmi
Dalam kelompok penulis/penyair yang boleh seiya sekata
Yang sedia memelihara kebaikan pertemanan dalam berkarya.
Sesiapa sahaja boleh ikut serta dengan syarat
Ada buku baru yang hendak dilancarkan.
Alumni Tanah Merah mesti hantar karya untuk buku
'MENGHIMBAU KENANGAN @ TANAH MERAH
Dan yang bukan alumni
Sila kirim 5 puisi bebas tema dan biodata ringkas untuk buku
BEBAS MELATA yang ke9
Ke emal
dbonda@gmail.com
Sebelum 5 Januari 2017
Yang mahu ikut mesti bawa minimun 12 buku untuk ditukar dengan peserta lain. Tiada siaa yang datang dengan tangan kosong.
Pulang berisi.
Harap maklum.
Terima kasih.
(Pengumuman akan dikemaskini setiap masa)
19/12/16, TPY
RAMAH-MESRA PENYAIR SERUMPUN
DI NEGARA BERBILANG KAUM II
PELANCARAN (PELUNCURAN) BERSAMA
BUKU PUISI, CERPEN, NOVEL dsb
Singapura
11 March 2017
9.00 pagi - 12.30 tengah hari
Di Perpustakaan Negara Singapura
Victoria Street
Bengkel Penulisan
&
Memperkenalkan segala gendang
sambil berdendang
3.00 - 6.00 petang
Di pantai Tanah Merah
Changi Coast Walk
Zikir, puisi, pantun, gurindam
Sambil BBQ
7.30 hingga mengantuk
Banglow 21 &22 Safra Resort
Changi Coast Walk
DENDANG DI RANTAU II
Dari pagi hingga petang
12 March 2017
Tampines Primaty School Street 12
Santai Malam Bersama
Di Banglow 21 & 22
Safra Resort
(Ini baru lakaran awal. Namun sudah terasa suntuk.
Mohon bantuan teman dan anak-anak puisi)
dialu-alukan sumbangan wang untuk biaya cetak buku.
19/12/16, Toa Payoh
27/12/16, TPY
maka saya akan menghantarkan 5 puisi saya dengan judul sbb
1. Seribu Kunang Berpindah dari manhattan menuju kelopak matamu
2. Anak-anak Aleppo
3.Tasbih Bumi
4.Lelaki Peminang Rembulan
5. Lamaran Tiba
Seribu Kunang Berpindah dari Manhattan
menuju Kelopak Matamu
Seribu kunang-kunang terbang
Berpindah dari Manhattan setelah senja
Kedalam kelopak jiwamu yang bening
Hidup bukan hanya satu keping
Kau jejakkan kaki di laut, gunung dan tebing
Berpindah dari Manhattan setelah senja
Kedalam kelopak jiwamu yang bening
Hidup bukan hanya satu keping
Kau jejakkan kaki di laut, gunung dan tebing
Berbahagialah jiwa itu
Jiwa yang bersanding seiring
Setelah kunang- kunang berpindah dari Manhattan
Terbang dan tertawan pada jiwa yang bening
Telahkah kau temukan sinar pada mahkota
kunang-kunang
Setelah bintang tak bisa mengalahkan setianya
Buitenzorg, desember 2016Setelah bintang tak bisa mengalahkan setianya
Anak-anak Aleppo
Suara
angin begitu lirih mengetuk bilik kecil di rumahku
Aku
berlari mencari Ibu
ingin
tidur dalam pelukannya
malam sudah larut jelang pagi
Namaku
Syahreza berumur 7 tahun
Ada seberkas cahaya terang masuk melalui jendela rumah
Naik
keatas rumahku
Dentuman
keras
Rumah
kami di bom dan suara tembakan dimana-mana
bau
mesiu dimana-mana
Aku
menagis
Ibu
terkapar dalam sujudnya
Berdarah
dikeningnya
Tak
bisa kupeluk
Tangan
keras milik pamanku
Merengkuhku
membawaku berlari jauh
Akupun
berlari tanpa tujuan
Menangis
tanpa meronta
Mencari
tebing ,batu yang curam
Aku
ingin hidup seribu tahun lagi
Aku tak tahu apa-apa
Apa yang terjadi dengan negeriku ini
Aku
adalah satu dari anak-anak Aleppo
yang
ibunya di tembak mati bersama adik perempuannya
Tepat
di subuh hari yang sendu
Aku
mencari batu untuk nisan mereka
Namun
dimanakah tanah dan batu beraroma syurga
atau
dimana negeri damai tanpa nafsu kuasa
Desember. 19th. Singapura
Tasbih
Bumi
Bumi bertasbih di tengah terik
Seberkas panas mendidih ditubuhnya
Tergaduhkan semua makhluk
Seberkas panas mendidih ditubuhnya
Tergaduhkan semua makhluk
Meronta
Menghiba
Merana
Tak rela rumahnya bagaikan
panci
Berisi air mendidih
Panas memeras
Terperas
Bumi bertasbih di tawaf
pertama
Tak henti ia berputar
Hingga tawaf ketujuh
Bumi tersungkur dan jatuh
Ia lafazkan doa untuk keseribu
kalinya
Mendinginlah-Mendinginlah
Tuhan. Tuhan.. Tuhan..
Kabulkan Pinta
Mentari tak mau tidur di
peraduan
Ia jalankan tugas sepenuh hati
Namun begitu juga bumi
Rumah semua makhluk
Ataukah Bulan tempat berpindah
Hijau pepohonan sudah
menghilang
Setelah pohon merangggas yang
tersisa batang
Pohonpun tumbang nyawanya
meregang
Daun-daun gugur dari ranting
muda
Terpaksa
Hijau pupus menjadi kuning dan
rebah ke tanah
Asap menguap pekatkan mata
Apkah tasbih harus terhenti
Masjid Sultan, Singapura
Lelaki itu berjalan di labirin waktu.
Ia pemuda yang membawa sekeranjang rindu damai.
Matanya masih tajam menyusur jalan.
Tak sadar ia langkahnya berujung di lorong gelap
persimpangan.
Diatas rembulan setia menemaninya
Mengirimkan cahayanya yang teduh pada lelaki bermata
elang itu.
Cahayanya mengintip malu-malu
dibalik daun-daun kamboja yang berguguran.
Kamboja ditiup angin dan kehilangan kuncupnya
yang menjadi mekar berbinar.
Pertanda baik,pikir lelaki itu.
Hingga mengharumlah ia di genggaman malam.
Menjadi saksi prosesi rasa yang berkelindan
Hingga mengharumlah ia di genggaman malam.
Menjadi saksi prosesi rasa yang berkelindan
Lelaki itu meminang rembulan di pekat malam.
Memintanya setia berjalan di lapis langit yang hening.
Hanya tujuh bintang yang menyaksikan mereka.
Air mata lelaki itu mengalir menganak sungai.
Seberkas sinar bermandikan rona merah keemasan
menembus bilik jiwanya yang lusuh.
Maka tidurlah ia dalam lena
membayangkan nelayan tiada menyapa lautan.
Mereka berkumpul merayakan
pelukan malam
yang tergesa-gesa pulang
Mereka berkumpul merayakan
pelukan malam
yang tergesa-gesa pulang
sebelum azan shubuh mengirimkan titik ingatan
Ochard road,
Singapura 18 Desember 2016
Lamaran
Tiba
Terdengar suara nan lirih
Senandung tetabuh rebana
Irama gendang membahana
Mendayu-dayu hati berbunga
Pasangan pengantin disambutlah ia
bersama tepung tawar
Disertai doa di hantar
Ucapan syukuran dan selamat datang
Selepas azan zhuhur tiba
Sang pengantin perempuan wajah tersipu malu
Merona
merah diwajahnya
Duduk anggun namun kaku dan tersipu
Di tangga Masjid Agung kota tanag deli
Dia menanti pengantin pria tiba
Karena malam dia akan menjemput serta
Dibawa bertemu ayahanda dan ibunda
Dari jauh terlihat mesra
Kerlingan mata kekasih hatinya
Membuat debar rada di jiwa
Lamaran telah tiba selepas idul adha
Pesta
bersahaja diiringi bacaan
sholawatan
Dan tepung tawar dalam penyambutan
Para penari tersenyum ceria
Akhirnya yang dinanti lama hadir juga
Masjid Baiturrahman, 25 Juli 2016
Monday, December 26, 2016
Seribu Kunang Manhattan Terbang Menuju Kelopak Jiwamu
Seribu kunang-kunang terbang
Berpindah dari Manhattan setelah senja
Kedalam kelopak jiwamu yang bening
Hidup bukan hanya satu keping
Kau jejakkan kaki di laut, gunung dan tebing
Berbahagialah jiwa itu
Jiwa yang bersanding seiring
Setelah kunang- kunang berpindah dari Manhattan
Terbang dan tertawan pada jiwa yang bening
Telahkah kau temukan sinar pada mahkota kunang-kunang
Setelah bintang tak bisa mengalahkan setianya
Buitenzorg, desember 2016
Berpindah dari Manhattan setelah senja
Kedalam kelopak jiwamu yang bening
Hidup bukan hanya satu keping
Kau jejakkan kaki di laut, gunung dan tebing
Berbahagialah jiwa itu
Jiwa yang bersanding seiring
Setelah kunang- kunang berpindah dari Manhattan
Terbang dan tertawan pada jiwa yang bening
Telahkah kau temukan sinar pada mahkota kunang-kunang
Setelah bintang tak bisa mengalahkan setianya
Buitenzorg, desember 2016
Friday, December 23, 2016
Travelling ke Kota Medan
Selamat datang di Kota Medan. Sering disebut tanah deli. Tapi yang terbayang dengan sambutan khas saat ke Medan adalah. Horas. Ini Medan bung. Padahal Medan adalah kota yang sangat ragam budaya mulai dari suku melayu , jawa, batak , china dan lain sebagainya.
Saya berkesempatan berkunjung dan menikmati kota Medan di waktu sore hari. Salah satunya berkunjung ke istana Maimun. Banyak sekali pengunjung yang hadir. Masyarakat mulai senang berkunjung karena di dalam istana disediakan juga pakaian khas Melayu yang bisa disewa untuk berphoto. Saya sempat berphoto dengan seorang pengunjung laki-laki yang juga mengenakan pakaian teluk belanga.
Saya juga menyempatkan diri untuk beephoto di depan mariam Buntung. Seorang guide perempuan mengatakan." Coba kakak dengarkan ada suara dari dalam Meriam, kadang seperti angin, dan kadang seperti air. Saya menempelkan telinga saya ke sisi meriam buntung. wah yang terdengar memang seperti air. Suaranya lirih namun terdengar jelas
Thursday, December 22, 2016
Belajar jadi Host Kompasiana
11:45 PM
No comments
Senang sekali pernah mendapat kepercayaan jadi Host Kompasiana. Saya juga sempat kenalan dengan mbak Cindy yang sering jadi host di Kompasiana TV. Senang sekali kami bersua dalam peluncuran buku. Saya pakai batik parang dengan warna coklat krem dan mbak Cindy pakai batik mega mendung dengan warna merah jambu kehijauan. Kami sempat ngobrol seputar dunia host, karir dan pendidikan. Ternyata mbak Cindy alumni Moestopo. wah banyak sekali melahirkan host
Wednesday, December 7, 2016
The Silence of December : Aceh Survive
The Silence of December : Aceh Survive
The day was come
Earth quake
Disaster or surrender
The voice from somewhere
under ground
it was hard day
unstoppable
the sky was shy
darkness
crashed
shake and fall
in the silence of glory
I hear the children was crying
calling her mom
will the tsunami come again
say halo or bye
Allah sent us your protection
I see
her mom smile with gloomy face
has passed away hug her with silence
the crack of roof through her head
and smile in her lips
Oh syuhada
the power of love
his daughter was safe
raise your future
my daughter
send me thousand of flower
send me thousand of smile
send me thousand of letter
sing me " bungoung jeumpa" from the heaven
Thousand pray for Aceh, Pidie in december
semoga segat selalu para keluarga yang ada di pidie dan sekitarnya
The day was come
Earth quake
Disaster or surrender
The voice from somewhere
under ground
it was hard day
unstoppable
the sky was shy
darkness
crashed
shake and fall
in the silence of glory
I hear the children was crying
calling her mom
will the tsunami come again
say halo or bye
Allah sent us your protection
I see
her mom smile with gloomy face
has passed away hug her with silence
the crack of roof through her head
and smile in her lips
Oh syuhada
the power of love
his daughter was safe
raise your future
my daughter
send me thousand of flower
send me thousand of smile
send me thousand of letter
sing me " bungoung jeumpa" from the heaven
Thousand pray for Aceh, Pidie in december
semoga segat selalu para keluarga yang ada di pidie dan sekitarnya
Review Buku Puisi Perempuan yang Di keningnya Kutanam Mawar dan Kamboja
Judul buku : Perempuan Yang di Keningnya
Kutanam Mawar dan Kamboja
Jenis buku :
Kumpulan puisi
Penulis :
Edrida Pulungan
Penerbit :
Peniti Media
Cetakan :
Pertama, September 2016
Tebal buku :
104 Halaman
Harga :
Rp. 60.000
ISBN :
978-602-73374-4-7
Pereview : Aulia Adilla
Puisi tidak terlepas dari
seorang penyair yang mencipta. Penyair yang mempunyai kedewasaan dan kematangan
akan menghasilkan puisi atau syair –syair yang indah. Begitu pula dengan syair
atau puisi yang dilahirkan dari Edrida Pulungan seorang pemenang Puisi Poetry
Slam dan Puisi Jerman Goethe Institute tidak diragukan akan keindahan dan
semangat yang ada dalam setiap puisi yang dihasilkannnya.
Buku yang berjudul
“Perempuan Yang di Keningnya Kutanam Mawar dan Kamboja” merupakan kumpulan
puisi berjumlah 47 buah ditulis sendiri oleh Edrida Pulungan. Buku ini
mengangkat dinamika perempuan yang tak mudah meraih perjuangan dalam mengarungi
roda kehidupan serta jasa perempuan mencerdaskan anak bangsa. Seperti kutipan
puisi yang berjudul “Perempuan –Perempuan Pesisir” ;
Engkau berdesakan
Berlari ketengah
Mencari-cari sosok dewa
Mengiba kepada sang toke
kapal
Rentenir si raja rupiah
Akh kau jangan kalah
Perempuanku
Kenapa menyerah
Tercekik dengan
keluguanmu
Hutang membumbung
Suamimu linglung
Jiwamu merintih
tersandung
Perempuan-perempuan
pesisir
Ejalah lautan dengan
aksara
Hitunglah senja dengan
angka
Jangan buta raih ilmu
sang bijaksana
Majulah dengan waktu
Jangan menyerah dan
terpinggirkan
Bermartabat dalam
perjuangan
Tinggalkan lelahmu
Tuntut ilmu tak usah
malu
Peluk anak-anakmu
Mengeja aksara
Pendidikan bermutu
Menuju masa depan
peradaban
Perempuan-perempuan
pesisir
Engkau adalah saksi
sejarah
Anak-anak bangsa
Yang kau sematkan impian
dan cita-cita di dadanya
Perempuan-perempuan
pesisir
Pewaris perjuangan
dengan darah berdesir
( Pesisir Timur
Indonesia, Takabonerate, 2013 )
Pada puisi tersebut
menjelaskan kehidupan perempuan yang sedang dilanda kesulitan atau kepahitan
pada kehidupan pribadinya namun ia tetap berjuang untuk mencerdaskan anak
bangsa.
Harapan pembaca dapat menikmati karya-karya Edrida
Pulungan yang dibumbui dengan majas serta dikemas secara apik sehingga membuat
para pembacanya terlarut dalam cerita yang disuguhkan.
Monday, November 28, 2016
Review Film Sweet Bean Dalam Japanese Festival 2016
Salah satu film drama Jepang yang saya tonton dalam perhelatan Japanese
Film Festival 2016 adalah film dengan Judul Sweat Bean. Film yang berasal dari
ide sederhana yakni makna dari proses memaknai sebuah pekerjaan yang harus
dimulai dengan hati, namun dikemas dalam simbol sebuah kue yakni kue dorayakis
yakni kue kering yang berisi pasta kacang merah yang manis. Sentaro menjalankan
sebuah bisnis usaha jualan kue dorayakis ini sendiri dan mengandalkan pastanya
dengan membeli yang sudah jadi. Bisnisnya tidak berkembang, namun Sentaro
bertahan. Hingga Sentaro kedatangan sseorang
ibu tua bernama Tokue yang ingin melamar pekerjaan meskipun hanya dengan 300
yen, namun dengan melihat kondisi ibu tersebut yang sudah tua, maka Sentaro
enggan menerimanya untuk bekerja bersamanya.
Hingga kemudian Tokue datang lagi dan memberikan pasta
kacang merah kepada Sentaro. Sentaro sempat membuangnya ke tempat sampah hingga
mengambilnya kembali. Ternyata hasilnya enak sekali. Akhirnya Sentaro
menerimanya dan mulailah Tokue mengajarkannya banyak rahasia dan makna dari
dorayaki dan pasta kacang merah adalah nyawa dari doriyaki. “Kacang merah itu
datang dari negeri yang jauh dia bertahan dalam musim panas dan dingin jadi
kita harus menjamunya” Kata Tokue pada suatu hari kepada Sentaro.
Hingga Tokue mengatakan “Aku membayangkan ... Saat hujan maupun cerah yang telah kacang-kacang
itu lalui. Angin apa yang bertiup di seluruh tanaman kacang polong.
Mendengarkan kisah perjalanan mereka. Ya. Dengarkanlah mereka. Aku percaya
bahwa segala sesuatu di dunia ini memiliki kisah untuk diceritakan. Bahkan
sinar matahari dan angin, ku rasa kau bisa mendengar cerita mereka. Mungkin
itulah alasannya tadi malam, angin yang bertiup di pagar dari tumbuhan holi,
tampak mengatakan bahwa aku harus menghubungimu. Aku yakin bahwa... suatu hari
nanti, kau akan membuat dorayaki... yang memenuhi impianmu sendiri. Milikilah
kepercayaan diri untuk mengikuti jalanmu sendiri. Aku yakin kau bisa melakukan
itu, Bos.
Gambar 2 : kacang merah harus dibersihkan dan dimasak dengan benar
Kalimat tersebut membuat Hati Sentaro terketuk, banyak pelajaran hidup dan bisnis yang dia dapatkan dari Tokue. Berkat ilmu dan resep rahasia dari Tokue, bisnis Sentaro dengan cepat berkembang luas, dan seiring berjalannya waktu. Banyak pengunjung yang mulai berminat dorayakinya. Hingga Tokue berhenti bekerja Namun Sentaro dan Tokue mulai saling bercerita, mengungkapkan luka lama yang mereka rasakan. Ternyata Tokue juga mengidap penyakit kusta namun tidak menghalanginya untuk takut pada hidup dan berdamai dengan keadaan serta mengisi hidupnya dengan pikiran positif. Tokue juga harus meneruskan bisnis dorayaki karena terkait hutang, Bagaimanakah kelanjutan hidup yang terjadi pada Sentaro dan Tokue.? Silahkan menonton film yang kaya filosofis hidup ini
Kalimat tersebut membuat Hati Sentaro terketuk, banyak pelajaran hidup dan bisnis yang dia dapatkan dari Tokue. Berkat ilmu dan resep rahasia dari Tokue, bisnis Sentaro dengan cepat berkembang luas, dan seiring berjalannya waktu. Banyak pengunjung yang mulai berminat dorayakinya. Hingga Tokue berhenti bekerja Namun Sentaro dan Tokue mulai saling bercerita, mengungkapkan luka lama yang mereka rasakan. Ternyata Tokue juga mengidap penyakit kusta namun tidak menghalanginya untuk takut pada hidup dan berdamai dengan keadaan serta mengisi hidupnya dengan pikiran positif. Tokue juga harus meneruskan bisnis dorayaki karena terkait hutang, Bagaimanakah kelanjutan hidup yang terjadi pada Sentaro dan Tokue.? Silahkan menonton film yang kaya filosofis hidup ini
Fim yang ditulis oleh Naomi Kawase. Diproduksi oleh
Kino Lorber. Pemain utama Kirin Kiki, Masatoshi Nagase, Kyara Uchida, Miyoko
Asada, Etsuko Ichihara sangat menarik dan menyentuh untuk di tonton. Saya
memberikan emapt bindatng untuk film ini. Selamat menyaksikan film keren ini
Gambar 3 : Poster Film Sweat Bean
Tuesday, November 22, 2016
Puisi Kopi saya terbit dalam Antologi Puisi Kopi
Orkestra Bisu Setelah Hujan Reda di Cangkir
Kopi Bapakku
Tadi
hujan berjeda
Namun terdengar indah bagai orkestra yang
bisu
Setelah gerimis meningggalkan nada
tingginya
Lalu siapa yang tahu jika jiwaku bergemuruh
Lalu aku berjalan kecil disisi pohon-pohon
tua
Ada rumput hijau lembut bertumbuh
di
akarnya yang kuat
Aku
bersua dua sosok
yang
memberi energi untuk berlari
dalam
seduhan kopi selepas sepi
Lalu
mengalirlah cerita prasasti
dalam
panjangnya mimpi yang tak sedepa
Mengapa mereka dua yang sama tanpa beda
karena
ada genetic spirit disana
Tiba-tiba ku rindu seangkir kopi
Kupanaskan hujan dalam secangkir kopi
Bapakku
Mari menikmati hujan yang membisu kata
ibuku
Sambil mengepang dua rambutku
Ibu mendongengiku tentang rindunya
pada kakekku yang telah tiada
Bapak
mengusap kepala Ibuku
Akupun
meneguk hujan yang menari dalam cangkirku
Maka
tenanglah mereka dalam tenggorakanku
Ternyata secanglir kopi yang kuminum
menganak sungai
Membawaku
pada samudera gelisah
Kenapa
aku masih membisu
saat
aku ditakdirkan menjadi gula dalam kopi Bapakku
Depok, terimakasih Allah, hari baik dengan
jiwa yang melentik ;)
Secangkir Kopi Aceh dan
Kepergianmu
Akulah perempuan paling bahagia itu
Kau ajak aku menikmati secangkir kopi Aceh
Menjelang shubuh yang hampir rubuh
Kita lewati jalan-jalan panjang
Kita berjalan bersisisan
Aku senang bukan kepalang
Ribuan kenangan usang
telah kau ceritakan
begitu panjang
mengalirlah kisah air bah
membawa kisah
kekasih hatimu yang telah pergi
Aku sedih dan pedih setelahnya
Haruskah kisahnya terus diulang diantara
kita
Kusedu kopi aceh yang terasa pahit di
tenggorokan
Kuusap jemari tangan
Memandangmu dihadapan
Ada senyuman yang tertahan
Kenapa engkau tak mampu lupakan dia yang
tiada
Untuk apa aku yang sudah ada
Menemanimu dalam tujuh purnama
Aku adalah seorang pelupa yang setia
Seperti aroma kopi yang mewangi
yang kau
seduh shubuh pagi
Tetap sama rasanya
Pahit namun terkadang terasa manis
diujungnya
Selepas senja
Kudengar khabar berita
Engkau pergi menyusulnya kekasih abadimu
Tinggallah aku dengan kopi yang semakin
pahit dirasa
Dan airmataku membuatnya asin tak terkira
Banda Aceh, 2011
Tiga
Bungkus Kopi Gayo
Kuterima tiga bungkus kopi gayo
Minumlah dikala pagi menyapa
Hangatkan hatimu dengan rasanya
Katanya pada suatu ketika
Tiga bungkus kopi kuterima
Entah apalah maksutnya
Pemberian seorang pemuda Aceh yang terkenal
di kampungya
Karena kesetiaanya pada seni budaya
Dia bahagia berbaur dalam deru ombak pantai
Dan sesekali melukis sketsa sepi dalam
kesendiriannya
Apakah yang membuat dia setia di kampungnya
Kisahmu mengalir
Akulah pemuda bahagia ” katamu
Kulukis beribu wajah
Kutulis beribu bait-bait puisi
Kutabuh rebana dalam rinai hujan
Berhenti meratapi kesedihan
Kunikmati hari merawat ibu
Merawat cinta
Juga merawat kenangan
Kuingat kopi membawa kebersamaan yang indah
bersama mereka yang tersayang yang pergi
Setelah kisah seribu rasa dalam secangkir
kopi
diberanda rumah
di cafe- cafe tua
Setelah tsunami itu jiwaku runtuh
Terputus tali kasihku menjadi kelabu
rasa kopi selalu membangkitkan ingatan
rindu
katamu sambil tersenyum tersipu
Tiga bungkus kopi ini hanyalah awal dari kisah
kita
Maka sudikah kamu kelak
Menikmati kopi setiap pagi bersamaku
Hingga kita mulai lembaran baru
Meulaboh,
27 Agustus 2016
Seattle, Secangkir Kopi
dan Jejak Ibu Obama
Hujan selalu riuh di kota ini
Begitu damai bagai orkestra
Perempuan Amerika itu masih bermimpi
Seattle kota pengharapan untuk masa
depannya
Masa remaja yang indah
Akankah dia akan terus menetap di kota kopi
Menyaksikan anak-anaknya bertumbuh kelak
Sambil menikmati secangkir kopi
Di kota sturbuck kedai pertama kali berdiri
Perempuan itu mendongeng tentang tokoh
dunia
Bercangkir kopi dia habiskan yang sudah
tersisa ampasnya
Apakah Obama kecil sudah pulas dalam
pelukan
Matanya menerawang jauh
Ingin mengembara kenegeri kopi
Ingin menjadi petualang ilmu
Stanley Ann Dunham nama perempuan itu
menunggu hujan reda dan menyelesaikan
mimpinya
Entah apa yangmenghantarkannya ke negeri
kopi
Konon dari negeri ini dikirimkan bijih kopi
terbaik
dari tangan legam petani kopi Aceh hingga
Sumatera
dari negeri Indonesia dalam gugusan Asia
Tenggara
Perempuan itu jatuh hati
Cintanya pada ilmu dan aroma kopi
Seperti cintanya pada lelaki jawa pendiam
nan cerdas menawan wati
Lelaki yang
kelak menemaninya menyusuri dusun
dan kampung
juga singgah di warung-warung pinggir
malioboro demi secangkir kopi
serta
aromanya yang tak mau Indonesia
Cinta bertumbuh dan mekar
dalam riuhnya obrolan selepas seduhan kopi
lembar-lembar disertasi hanya jadi saksi
Permpuan itu menjadi seorang doktor
Antropologi
dan terlahirlah malaikat kecil perempuannya
berderah setengah merah putih yang juga mencinta
ilmu dan kopi
dan berkunjung dalam nafak tilas sang Ibu
di kota sultan
Kota nan damai masyarakay jawi, Jogjakarta
Seattle mengirimkan jiwanya menuju asal
negeri kopi
Tak pernah dia bermimpi menuju negeri
khatulistiwa
Konon kisah rempah-rempahnya penuh historia
Perempuan itu sang rahim keberanian
Ibu sang presiden ke 44 amerika
yang menyukai secangkir kopi, nasi goreng,
bakso
di warung-warung tenda yang beralaskan
rembulan
Residen
Dubes US, Senopati, Juli 2016
Kepada Fikar W Eda
Selepas senja di Kota Ende
Kusaksikan rumah cinta di pengasingan
Miniatur ruang dan benda
Warisan sejoli Soekarno dan Inggit dalam romansa
Kisah cinta yang bermula
dari segelas kopi tubruk
dan rinai hujan kota kembang yang telah sunyi
Hingga
beradu gelisahdan rinai hujan kota kembang yang telah sunyi
Kapan Indonesia berkiprah di mata dunia
Lamunan panjang dan jiwa seni tak pernah menepi
Mengantarkankannya dalam naskah tonil
Menghibur diri dengan alunan musik biola tua
Bergelas-gelas kopi tubruk telah dihabiskan
Kertas berisi naskah bertebaran di meja
Aroma cerutu dan wangi kopi menyatu
Dengan aroma tanah yang tersiram
Sampaikan salamku pada para penyair bangsa
Aku ingin habiskan bergelas kopi tubruk
singgah di Takengon di kota Banda Aceh
dan menikmati kopi tubruk hasil racikan pemuda Aceh
Selepas ini aku mau sampaikan
Indonesia berjasa pada masyarakat Banda Aceh
Karena kopi juga kehangatan konfrensi Asia Africa tercinta
Dalam fatwa secangkir kopi yang berdiplomasi
Banda Aceh, September 2014
Travelling asyik dengan Smartphene dam Soundphone Blaufunct
Travelling asyik dengan Smartphene dam Soundphone
Blaufunct
Gambar 1 : Istirahat sejenak di Cirebon dan mejeng dengan buku puisi
Hari yang menyenangkan tiba. Waktunya weekend sambil sharing creative writing di kota
Yogyajarta. Undangan sudah saya terima dari panitia Perpustakaan masjid kauman
dan American Corner Universitas yang
diadakan pada hari Saptu, tanggal 19 November 2016. Dua acara sekaligus. Wah
butuh energi prima dan mood yang baik. Akhirnya saya memilih moda naik kereta,
agar lebih menikmati perjalanan dan bisa melihat pemandangan alam dan
masyarakat sepanjang perjalanan yang bisa di lihat dari kaca jendela kereta
api. Saya pun memesan tiket kereta Api jurusan Jakarta-Jogja dari stasiun tanah
abang menuju stasiun Lempuyangan. Saya
berangkat Jam 12 Siang dan akan tiba di Jogja jam 19.30.
Gambar 2 : Tiket Kereta api berangkat Jum'at 18 November 2016 Menuju Jogja
Untung sepanjang perjalanan 8 jam menuju
Jogja, saya punya teman yang setia. Teman saya
bernama Blaupunkt, Smartphone keren berasal dari Jerman. Smartphone ini
sudah ada di pasaran Indonesia sejak
peluncuran perdananya april 2015. Mungkin karena saya dari dulu ingin
menginjakkan kaki dan mengelilingi Eropa, maka sebelum kesana minimal punya HP
keluaran Jerman dulu. Bahkan karya saya yang menang lomba Poetry Slam Goethe
Institute, yang diselenggarakan pusat
budaya Jerman membuat saya makin ingin keliling Eropa. Mudah-mudahan
kesampaian di akhir 2016. Apa iya ya ?
Gambar 3 : Buku dengan inspirasi perjalanan selama di kereta " Melukis Dirimu dengan Puisi di Peron
Soal
cari mencari barang elektronil., memang toko elcetronik city tempatnya. Bisa
dilihat di https://electronic-city.com/. Electronic City adalah pelopor perusahaan ritel produk
elektronik modern di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2001 dan membuka toko
standalone sekaligus toko pertama (flagship store) di Sudirman Central Business
District (SCBD). Electronic City memperluas jaringan toko di luar Jabodetabek
dengan membuka toko pertama di Denpasar di tahun 2004 dan di Sumatera yang
terletak di Medan, Sumatera Utara di tahun 2007. Kelebihan diri dual-branding
strategy melalui dua konsep toko Electronic City Store (EC Store) dan
Electronic City Outlet (EC Outlet) sebagai metode pemasaran untuk target segmen
konsumen yang berbeda. Electronic
City juga meluncurkan
platform e-commerce melalui situs resmi Perseroan dalam upaya untuk memperkuat
citra Perseroan dan menjaring konsumen yang lebih memilih untuk membeli produk
secara online.
Gambar 4 : Istirahat sejenak di Cirebon dan mejeng dengan buku puisi
Sebenarnya
merk Blaupunkt lebih terkenal sebagai salah satu produsen produk audio mobil
dengan kelas premium tersebut, namun
akhirnya mengeluarkan smartphone plus handset
Soundphone Sonido X1 + ke Indonesia.
Saya sangat beruntung memilikinya. Karena saya bisa memakainya selama
jalan-jalan dan mendengarkan musik dari handset Soundphone Sonido X1 +.Handsetnya
sudah canggih karena berbasis pada sistem operasi untuk Android dengan audio
yang jernih dan berkualitas. Saya masih
ingat waktu itu beli perdana harganya berkisar 3 jutaan cukup ramah di kantong.
Namun harga tak bisa bohong karena sudah
menunjukkan kualitasnya yang prima. Bisa dilihat dalam promo di electronic city
. cek didini https://electronic-city.com/promos
Gambar 5 : Travelling asyik dengan smartphone blafunct selama perjalanan di kereta
Travelling
sambil dengarin musik dan lantunan ayat suci dari smartphone menyegarkan jiwa
dan perasaan, karena bagi saya travelling kemananpun tujuannya adalalah
mengistirahatkan tubuh yang terlalu aktif sehingga mendapatkan suasana hati,
pikiran, juga tubuh manusia yang lebih fresh.
Gambar 6 : TK Aisiyah Pertama yang didirikan oleh KH. Ahmad dahlan dan TK Tersebut merupakan cikal bakal didirikannya sekolah yang bertujuan mencerdaskan kehidipan bangsa.
Gambar 7 : Makam Nyai Ahmad Dahlan
Saya
juga bisa sambil menulis di smartphone tersebut menyempurnakan bahan presentasi
dan mengirimkan tulisan saya kebeberapa media online. Smartphone adalah teman
yang asyik. Jadi membeli produk elektronik adalah salah satu investasi yang
paling menguntungkan karena fungsinya sebagai alat komunikasi, alat kerja dan
juga hiburan. Semuanya ada dalam genggaman. Biasanya saya membeli beberapa
produk di electronic City karena barangnya lebih lengkap dengan produk-produk
elektronik terbaru, terutama samrtphone. Kadang juga banyak tawaran promo yang
di sediakan membuat saya masukkan jadi list prioritas tempat belanja. Karena ada garansinya juga, Jadi sebagai
konsumen saya merasa beruntung.
Subscribe to:
Posts (Atom)